Puisi: Kenangan Senja di Ujung Kota

Ilustrasi (Sumber: loop.co.id)

Ketika berpijak di ujung kota

 Kuingat ada cerita yang tersembunyi hangat, melekat, erat, namun menjerat

Bait demi bait syair yang terukir

Juga kenangan jingga di pelupuk mata yang terpaksa harus diusir

Ada apa? Ada rindu

Kepada siapa? Orang yang sama

Apakah berbalas? Tak kunjung jua

Masih saja? Tak berujung sepertinya

Senja, adalah saksi tentang jatuh hati dan patah hati

Adalah saksi tentang tawa dan air mata

Adalah saksi tentang keyakinan pada sebuah harapan

Adalah saksi penerimaan pada setiap keadaan

Sakit, adalah rasa yang terlampau sadis

Adalah kita yang terpecah belah menjadi derai yang tragis

Adalah kamu yang tak tahu bahwa aku menangis

Adalah kasih yang sangat lama sudah tertepis

Aku bingung,

Apa bahagia kurasa setelah kehilangan ini?

Apa tak sengsara perasaan yang mengalir ini?

Apa mudah untuk mengganti lagi?

Senja di ujung kota masih sama seperti sebelumnya

Ada rasa, pahit saja

Karena manis tak bersisa

Tersebab ingkar yang pada akhirnya sangat menyiksa

Senja di ujung kota masih sama seperti sebelumnya

Ada rindu, di aku saja

Sebab rasamu sudah sirna

Bak pelangi yang hanya hadir sementara

Palangka Raya, 2020