Karya: Rahmi Nurfitriana
Dalam diamnya hari-hari Juli
Langit menyimpan luka tanpa suara
Awan menggantung, tak lekas tumpah
Sama seperti rindu yang enggan reda
Pagi datang dengan mendung
Matahari malu menampakkan diri
Tiba-tiba badai di tengah perjalanan
Petir menggelegar, gemetar di dada
Tapi tak selamanya langit marah
Ada senyap yang pelan-pelan reda
Dalam diamnya hari-hari Juli
Aku belajar menerima—
Sebab cerah yang datang belakangan
Adalah anugerah yang paling dalam
Palangka Raya, 2025