pocong pun turun dari ketinggian. Ia berusaha bangkit dan menguatkan dirinya sendiri. Ia yakin, bahwa kelak akan menemukan pengganti yang lebih baik dari si kuntilanak.
Waktu berjalan dan pocong pun berhasil move on. Perasaan untuk si kuntilanak sudah mati dan itu pula yang menyebabkan si pocong terang-terangan mengusir si kuntilanak dari tongkrongan sembari mengatakan bahwa ia menyesal memiliki predikat mantan pacar dari si kuntilanak yang gemar menyebar gosip.
Dalam kesunyian, kuntilanak pun termenung. Ia yang harusnya menciptakan tawa mengerikan justru menghadirkan tangis yang tak karuan. Semua teman-teman menjauhinya dan tak ada lagi yang mau berteman dengannya.
Tentu saja ia dijauhi, selain menyukai gosip ia juga gemar berhutang untuk membeli skincare yang dijual oleh sundel bolong. Giliran ditagih ia malah terlihat lebih galak dari yang lain.
Seteleh cukup lama dalam kesendiriannya, tak terasa hari mulai terang. Kuntilanak pun bergegas untuk pergi dari pohon besar itu. Ia berniat pergi ke pasar dan membelikan hadiah untuk teman-temannya sebagai permintaan maaf yang besar. Hadiah itu akan diserahkan si kuntilanak nanti malam di tempat tongkrongan biasanya.
Dalam perjalanan membeli hadiah, si kuntilanak sembari berharap agar maafnya diterima. Terkhusus untuk si pocong yang pernah mengisi hatinya. Jauh di lubuk hati yang paling dalam, kuntilanak sebenarnya ingin kembali menjadi kekasih si pocong. Lalu ia pun mulai menyusun berbagai rencana agar keinginannya dapat terwujud. Akankah kuntilanak berhasil?
(Bersambung… di Cerpen: Kuntilanak Masa Kini 2, pada minggu yang akan datang)