Aku menyebutnya langit
Menyembunyikan satu kata itu, merahasiakannya
Khawatir jika mengusiknya
Takut berakhir lekuk senyumnya
Kala itu ia nampak mendung
Yang kelam hanya untuk diriku saja
Di sebelah sana sungguh cerah
Betapa pedih relung terdalam
Kala itu, langit itu memberikan hujan yang mengerikan
Yang menakutkan hanya untuk diriku saja
Di sebelah sana hanya gerimis yang indah
Betapa sakit diri ini
Langit yang kudamba itu tak memberiku pelangi
Sementara kepada yang lain ia pancar warna nan indah
Mengapa hanya kepadaku?
Mengapa hanya denganku?
Mengapa hanya sedih yang diberinya?
Apa langitku tak memberi sebuah peluang untuk kusayang?
Namun, tiba-tiba
Kala lelah, aku menghela napas
Cintaku memang belum tuntas
Tapi sepertinya telah terbatas
Langitku…
Kelak jika kau rindu, beri aku sebuah pertanda
Baik pancaran indah dari pelangimu…
Atau rintik romantis menurutmu…
Palangka Raya, 2021