Puisi: Demikian Kabar Langitku

Aku menyebutnya langit

Menyembunyikan satu kata itu, merahasiakannya

Khawatir jika mengusiknya

Takut berakhir lekuk senyumnya

Kala itu ia nampak mendung

Yang kelam hanya untuk diriku saja

Di sebelah sana sungguh cerah

Betapa pedih relung terdalam

Kala itu, langit itu memberikan hujan yang mengerikan

Yang menakutkan hanya untuk diriku saja

Di sebelah sana hanya gerimis yang indah

Betapa sakit diri ini

Langit yang kudamba itu tak memberiku pelangi

Sementara kepada yang lain ia pancar warna nan indah

Mengapa hanya kepadaku?

Mengapa hanya denganku?

Mengapa hanya sedih yang diberinya?

Apa langitku tak memberi sebuah peluang untuk kusayang?

Namun, tiba-tiba

Kala lelah, aku menghela napas

Cintaku memang belum tuntas

Tapi sepertinya telah terbatas

Langitku…

Kelak jika kau rindu, beri aku sebuah pertanda

Baik pancaran indah dari pelangimu…

Atau rintik romantis menurutmu…

Palangka Raya, 2021