Puisi: Musim Gugur

Ilustrasi (Sumber: hipwee)

Semusim berlalu tawamu masih melekat tepat di depan mata

Senyummu bak bulan sabit terukir indah dengan lekuk yang sempurna

Suaramu selalu terngiang sebelum sempat menutup hari

Kini tiada lagi, kini menjadi sepi

Semusim berlalu janji terucap tak saling meninggalkan

Nyatanya, kini perasaan telah terabaikan

Semusim berlalu masih terlalu banyak harapan

Namun, detik ini semua telah terhapuskan

Musim gugur seolah bercerita

Saat-saat kita bersama

Musim gugur seakan berbisik

Rinduku khawatir akan mengusik

Musim gugur luar biasa

Musim gugur terlalu sempurna

Tapi, saat ini kau ada dimana?

Tega kau biarkan aku merana

Semusim berlalu damai indah sesaat memejamkan mata

Merasa tenteram tak khawatir akan lara

Kini, suka dan duka

Aku sendiri menahan pedih agar tak sengsara

Palangka Raya, 2020