Pengaruh Handphone Terhadap Etika dan Sopan Santun dalam Kehidupan Sehari-hari

Josep Harianja

Oleh: Josep Harianja

Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi, handphone (HP) telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Alat komunikasi yang dulunya hanya digunakan untuk menelepon dan mengirim pesan singkat kini telah berkembang menjadi perangkat multifungsi, seperti akses internet, media sosial, hiburan, serta alat bekerja. Meskipun memberikan banyak kemudahan, penggunaan handphone yang berlebihan juga dapat mempengaruhi etika dan sopan santun seseorang, baik dalam interaksi sosial langsung maupun dalam dunia maya.

1. Penurunan Kualitas Interaksi Sosial Langsung

Penggunaan handphone yang intensif, terutama saat berinteraksi dengan orang lain secara langsung, dapat mengurangi kualitas komunikasi. Dalam banyak kesempatan, kita sering melihat orang yang lebih fokus pada layar ponsel mereka daripada berbicara dengan orang di sekitar mereka. Ini menciptakan kesan bahwa seseorang tidak mendengarkan atau menghargai keberadaan orang lain, yang dapat merusak hubungan sosial dan menurunkan sopan santun. Misalnya, saat seseorang sedang berbicara di meja makan bersama keluarga atau teman, jika orang lain lebih sibuk dengan ponselnya, ini bisa dianggap sebagai perilaku yang tidak sopan. Hal ini menciptakan jarak emosional antara individu dan menghilangkan kesempatan untuk saling berbagi pengalaman secara langsung.

2. Pengaruh pada Etika dalam Berkomunikasi di Media Sosial

Handphone memberikan akses mudah ke media sosial yang seringkali menyebabkan perubahan
besar dalam cara orang berkomunikasi. Di dunia maya, individu cenderung lebih bebas berbicara tanpa memikirkan dampaknya terhadap orang lain. Sering kali, pengguna media sosial tidak memperhatikan etika berkomunikasi, seperti menyebar hoaks, berkomentar dengan kata-kata kasar, atau melakukan cyberbullying. Meskipun mungkin tidak langsung berhadapan dengan orang yang mereka tuju, tindakan tersebut bisa sangat merugikan pihak lain. Selain itu, adanya fitur pesan instan yang memungkinkan komunikasi cepat dan tanpa hambatan juga memunculkan budaya “tanggapan segera”. Banyak orang merasa terganggu jika pesan yang mereka kirim tidak dibalas dalam waktu singkat. Ini mengubah dinamika komunikasi, di mana kesabaran dan pengertian terhadap waktu orang lain menjadi kurang dihargai.

3. Kurangnya Fokus dalam Situasi Formal atau Profesional

Di dalam situasi yang lebih formal, seperti rapat kerja atau acara resmi, penggunaan handphone dapat mengurangi perhatian seseorang terhadap diskusi yang sedang berlangsung. Sering kali, seseorang lebih tertarik untuk memeriksa ponselnya ketimbang mengikuti percakapan atau memberi perhatian penuh terhadap presentasi yang sedang berlangsung. Hal ini tidak hanya mengganggu kelancaran acara tetapi juga menunjukkan kurangnya rasa hormat terhadap waktu dan usaha orang lain. Dalam dunia profesional, ini bisa menciptakan kesan tidak profesional dan kurangnya etika dalam bekerja. Penggunaan handphone yang tidak tepat di tempat kerja bisa memengaruhi produktivitas, kolaborasi tim, dan bahkan keputusan bisnis yang penting.

4. Ketergantungan yang Mengurangi Interaksi Sosial di Dunia Nyata

Ketergantungan terhadap handphone juga mempengaruhi cara seseorang berinteraksi dengan dunia nyata. Banyak orang lebih memilih untuk berkomunikasi melalui aplikasi pesan atau media sosial daripada bertemu langsung dengan teman atau keluarga. Hal ini mengurangi keterampilan sosial yang dibutuhkan untuk berinteraksi secara langsung, seperti keterampilan berbicara, mendengarkan, dan membaca ekspresi wajah. Penggunaan handphone sebagai pengganti komunikasi tatap muka dapat mengurangi empati dan kemampuan seseorang untuk memahami orang lain.

5. Tantangan Etika Berkendara dengan Handphone

Selain dalam aspek sosial dan profesional, penggunaan handphone juga mempengaruhi etika dalam hal keselamatan berkendara. Menggunakan handphone saat mengemudi atau berkendara bisa menyebabkan kecelakaan dan menunjukkan sikap yang sangat tidak etis, karena tindakan tersebut membahayakan nyawa pengendara dan orang lain di sekitar mereka. Meskipun banyak negara yang sudah mengatur penggunaan ponsel saat berkendara, praktik ini masih sering dijumpai dan menunjukkan betapa rendahnya kesadaran akan etika dan keselamatan.

6. Dampak pada Kehidupan Pribadi dan Kesehatan Mental

Selain merusak interaksi sosial, ketergantungan pada handphone juga dapat mempengaruhi kesejahteraan mental seseorang. Terlalu sering menggunakan ponsel, terutama untuk memeriksa media sosial, dapat menyebabkan perasaan cemas, stres, dan perbandingan sosial yang tidak sehat. Ini dapat menurunkan rasa percaya diri dan kualitas hidup seseorang. Bahkan, kebiasaan untuk selalu “terhubung” dapat menyebabkan individu merasa cemas jika mereka tidak dapat mengakses ponselnya dalam waktu yang lama, sebuah fenomena yang dikenal dengan istilah “nomophobia” (no-mobile-phone-phobia).

7. Kesimpulan

Penggunaan handphone yang tidak terkontrol dapat merusak etika dan sopan santun dalam berbagai aspek kehidupan. Dampaknya dapat terlihat dalam interaksi sosial sehari-hari, di tempat kerja, serta dalam komunikasi di dunia maya. Oleh karena itu, penting bagi setiap individu untuk menjaga keseimbangan dalam penggunaan teknologi, dengan mengutamakan komunikasi langsung yang penuh perhatian dan menghormati waktu serta keberadaan orang lain. Etika dalam berkomunikasi, baik secara langsung maupun melalui teknologi, harus selalu dijaga untuk menciptakan hubungan sosial yang harmonis dan produktif.