Degradasi Etika dan Moral dalam Bermedia Sosial

Ardy Wiranata

Oleh: Ardy Wiranata (Mahasiswa Program Pascasarjana Universitas Palangka Raya, Prodi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial)

Media sosial telah menjadi bagian integral dalam kehidupan modern, membawa dampak yang luar biasa dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk sosial, politik, dan ekonomi. Namun, seiring dengan pesatnya perkembangan platform digital, ada fenomena yang mengkhawatirkan terkait dengan degradasi etika dan moral dalam interaksi di dunia maya. Degradasi ini tidak hanya berdampak pada hubungan antar individu, tetapi juga dapat merusak tatanan sosial dan nilai-nilai yang seharusnya dijaga dalam kehidupan bermasyarakat.

1) Pengertian Etika dan Moral dalam Konteks Media Sosial

Etika adalah seperangkat nilai atau prinsip yang mengatur perilaku seseorang dalam masyarakat, sedangkan moral lebih merujuk pada konsep benar dan salah yang diterima oleh suatu kelompok atau masyarakat. Dalam konteks media sosial, etika dan moral mencakup cara individu berinteraksi dengan orang lain, bagaimana informasi disebarkan, dan bagaimana perilaku tersebut mencerminkan nilai-nilai sosial yang berlaku.

Bermedia sosial seharusnya menjadi sarana yang memudahkan komunikasi dan mempererat hubungan sosial. Namun, dalam praktiknya, banyak individu yang melanggar norma-norma etika dan moral yang ada, baik secara sengaja maupun tidak sengaja. Hal ini menciptakan degradasi dalam kualitas interaksi yang terjadi di dunia maya.

2) Faktor Penyebab Degradasi Etika dan Moral

Beberapa faktor yang menyebabkan degradasi etika dan moral di media sosial antara lain:

– Anonimitas dan Kebebasan Ekspresi: Salah satu daya tarik media sosial adalah anonimitas yang diberikan kepada penggunanya. Anonimitas ini kadang membuat orang merasa tidak terikat pada norma sosial yang ada, sehingga lebih mudah untuk melakukan tindakan yang tidak etis seperti menyebar kebencian, fitnah, atau pelecehan tanpa takut ada konsekuensi langsung.

Kurangnya Pengawasan dan Penegakan Hukum: Pengawasan terhadap perilaku pengguna media sosial di dunia maya relatif lebih lemah dibandingkan dengan dunia nyata. Selain itu, meskipun sudah ada aturan dan kebijakan yang mengatur penggunaan media sosial, penegakan hukum yang lemah menyebabkan banyak perilaku tidak etis dibiarkan begitu saja.

– Egoisme dan Hasrat untuk Mendapatkan Pengakuan: Banyak orang di media sosial yang terjebak dalam upaya untuk mendapatkan perhatian atau pengakuan dari orang lain. Hal ini kadang memotivasi individu untuk berperilaku tidak etis, misalnya dengan menyebarkan informasi palsu, berbohong, atau menyinggung perasaan orang lain untuk mendapatkan likes dan komentar.

– Ketidakpedulian terhadap Dampak Sosial: Banyak pengguna media sosial yang tidak memikirkan dampak jangka panjang dari tindakan mereka. Berbagi informasi tanpa verifikasi, menghina, atau menyerang orang lain bisa merusak hubungan sosial dan menciptakan ketegangan yang tidak perlu.

3) Dampak Degradasi Etika dan Moral di Media Sosial

Degradasi etika dan moral di media sosial dapat menimbulkan berbagai dampak buruk, baik secara individu maupun sosial. Beberapa dampaknya antara lain:

– Radikalisasi dan Polarisasi Sosial: Salah satu dampak terbesar dari degradasi etika dan moral di media sosial adalah polarisasi sosial yang semakin tajam. Berbagai informasi yang tidak valid atau penuh kebencian dapat memicu perpecahan dalam masyarakat, menciptakan kelompok-kelompok yang saling bertentangan dan memperburuk hubungan antar individu.

– Kerusakan Reputasi dan Kehormatan: Fitnah, penghinaan, dan penyebaran kebencian yang terjadi di media sosial dapat merusak reputasi seseorang atau kelompok. Bahkan, akibat dari tindakan tidak etis ini dapat berlangsung lama, meskipun yang bersangkutan sudah meminta maaf atau menghapus postingannya.

– Penyebaran Informasi Salah (Hoaks): Media sosial sering kali menjadi sarana utama untuk penyebaran hoaks, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi opini publik dan merusak kepercayaan masyarakat terhadap informasi yang sah. Penyebaran hoaks ini biasanya didorong oleh motif politik, ekonomi, atau sekadar untuk mencari sensasi.

– Gangguan Psikologis dan Kesehatan Mental: Interaksi yang buruk di media sosial, seperti bullying atau cyberharassment, dapat menyebabkan gangguan psikologis bagi korban, seperti kecemasan, depresi, dan bahkan rasa rendah diri. Media sosial yang penuh dengan kebencian dan tekanan sosial dapat memperburuk kesehatan mental penggunanya.

4) Solusi untuk Mengatasi Degradasi Etika dan Moral

Menghadapi degradasi etika dan moral di media sosial membutuhkan upaya dari berbagai pihak, baik individu, masyarakat, maupun pemerintah. Beberapa langkah yang bisa dilakukan antara lain:

– Pendidikan Etika Digital: Pendidikan tentang etika bermedia sosial perlu dimasukkan dalam kurikulum pendidikan formal dan informal. Pengguna media sosial perlu diberi pemahaman tentang bagaimana cara berinteraksi secara positif, menghargai orang lain, dan memahami dampak dari setiap tindakan di dunia maya.

– Pengawasan dan Penegakan Hukum yang Lebih Ketat: Pemerintah dan platform media sosial harus bekerja sama untuk memastikan adanya pengawasan yang efektif terhadap konten-konten yang tidak etis. Selain itu, penegakan hukum yang tegas terhadap pelanggaran seperti penyebaran hoaks, ujaran kebencian, dan pencemaran nama baik harus dilakukan dengan adil.

– Membangun Kesadaran Sosial: Pengguna media sosial juga perlu menyadari bahwa mereka memiliki tanggung jawab terhadap konten yang mereka buat dan sebarkan. Membangun kesadaran akan pentingnya etika dan moral dalam berinteraksi di dunia maya bisa membantu menciptakan ruang yang lebih sehat dan harmonis.

– Meningkatkan Penggunaan Teknologi untuk Mendukung Etika: Platform media sosial bisa mengembangkan teknologi yang membantu mendeteksi dan mencegah penyebaran konten yang tidak etis, seperti algoritma untuk mendeteksi ujaran kebencian atau berita palsu.

5) Kesimpulan

Degradasi etika dan moral dalam bermedia sosial merupakan tantangan serius yang harus dihadapi oleh masyarakat modern. Meskipun media sosial membawa manfaat besar dalam hal komunikasi dan informasi, tanpa kesadaran etis, ia juga dapat menjadi tempat berkembangnya perilaku yang merusak. Oleh karena itu, penting untuk mengedepankan pendidikan, pengawasan, dan kesadaran sosial untuk menciptakan media sosial yang lebih bermoral dan bermanfaat bagi semua pihak.