Pemilik Angkutan Buah Sawit Keluhkan Potongan Rp. 3000/Ton

SAVE 20220330 171648
Cahyono, Pemilik Angkutan

, – Sejumlah pemilih truck angkutan buah sawit milik PT Sawit Graha Manunggal (SGM) mengeluh atas adanya pemotongan biaya angkut buah sawit sebesar Rp. 3000/ton yang dilakukan oleh Sawit Sejahtera (BSS) sementara mereka bukan anggota koperasi.

“Sejak saya mulai terlibat dan ikut mengangkut buah sawit sejak tiga tahun silam dalam setiap pembayaran selalu dipotong oleh sebesar Rp. 3000/ton, sementara kami bukan anggota koperasi itu,” kata Cahyo seorang pemilik angkutan, kepada sejumlah media di Desa Luau Jawuk, belum lama ini

Ia mengatakan berdasarkan pengakuan dari kawan-kawan pemilik angkutan lainnya pungutan atau pemotongan sebesar Rp 3000/ton ini sudah berlangsung lama.

“Yang jadi pertanyaan kami untuk apa pungutan itu sementara kami bukan anggota koperasi, terlebih lagi kontrak kami dengan dan bukan dengan koperasi,” katanya.

Ditambahkan dia, yang aneh lagi meskipun kontrak kami dengan managemen PT SGM tetapi pembayarannya dilakukan oleh koperasi tetapi sudah dipotong Rp. 3000/ton, tanpa adanya penjelasan untuk apa uang itu.

“Selain masalah pemotongan itu dapat dituntaskan, juga berharap pihak managemen PT SGM dapat memperhatikan harga angkut yang masih cukup murah yakni Rp. 95.000 bisa naik menjadi Rp. 107.000/ton ini menyesuaikan kenaikan bahan bakar,” tegas Cahyono yang juga Kepala Desa Luau Jawuk ini yang diamini para pemilik angkutan yang berkumpul di Balai Desa Luau Jawuk.

Sementara itu Humas PT SGM, Rico Tarigan ketika dikonfirmasi via Rabu (30/3/2022) mengaku tidak tahu menahu soal adanya pemotongan harga kontrak angkutan buah sawit, sebab selama ini berdasarkan standar operasional prosedur (SOP) pembayaran kontrak itu langsung kepada pemilik armada tidak melalui pihak ketiga, terkait ada pembayaran oleh Koperasi BSS, dirinya tidak tahu dan akan berkoordinasi dengan koperasi dimaksud.

Sedangkan Ketua Koperasi BSS Priadi saat dikonfirmasi juga membantah dan tidak tahu adanya pemotongan Rp. 3000/ton itu.

“Jadi mungkin itu dilakukan oknum saja,” tegasnya singkat. (yus)