BALANGANEWS, KUALA KURUN – Pemkab Gumas melakukan pertemuan dengan internasional partnership workshop on indigenous people’s right yang tergabung dalam lembaga gereja internasional United Evangelical Mission (UEM). Pertemuan itu untuk membahas dan mempelajari tentang hak-hak masyarakat adat.
“Kedatangannya kesini untuk mempelajari lebih dalam terkait masyarakat adat, budaya dan hukum adat. Apalagi mereka mendengar bahwa Kabupaten Gumas memiliki hutan adat terluas se-Indonesia,” ujar Bupati Gumas Jaya S Monong, Sabtu (14/10/2023).
Dia menuturkan, rombongan UEM yang berasal dari berbagai negara seperti Tanzania, Jerman dan Kongo berada di Kabupaten Gumas selama beberapa hari kedepan. Mereka akan mengunjungi Rumah Betang Damang Batu di Desa Tumbang Anoi dan Rumah Betang Toyoi di Desa Malahoi, untuk mempelajari masyarakat adat di sana.
“Mereka akan bermalam dan menemui masyarakat disana, untuk berinteraksi dan mengenal lebih jauh kehidupan masyarakat adat,” tuturnya.
Dia juga menyambut baik dan berharap kedatangan rombongan lembaga gereja internasional UEM bisa mendukung sekaligus menjadi pemantik dalam perkembangan pariwisata, yang sesuai dengan salah satu program yakni smart tourism.
Sementara itu, Kepala Kantor UEM wilayah Asia Pdt Petrus Sugito mengatakan, Gunung Mas menjadi salah satu kabupaten di Indonesia yang berhasil dalam memperjuangkan hak-hak adat masyarakat, dan mendapatkan pengakuan hutan adat.
“Kami ingin belajar dan meniru kisah sukses itu, sehingga setelah nanti dapat diimplementasikan di daerah lain,” katanya.
Selama berada di Kabupaten Gumas, ada beberapa kegiatan yang dilakukan, seperti berdiskusi dengan Damang dan mantir tentang detail hukum adat, serta mengunjungi dua rumah betang untuk belajar dari masyarakat sekitar terkait budaya adat.
“Setelah ke sana, selanjutnya kami akan melakukan diskusi terkait hasil kunjungan ini untuk menarik kesimpulan, yang nanti diimplementasikan di daerah lain,” tukasnya. (ahs)