BALANGANEWS, KASONGAN – Meskipun sebagian besar sekolah-sekolah di Kabupaten Katingan sudah terbangun, baik di tingkat Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) maupun Sekolah Menengah Atas (SMA) yang berstatus negeri, namun ada pula sebagian sekolah yang harus direhab atau dibangun kembali pada tahun 2024 ini. “Terutama bangunan SD,” kata kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Katingan, Feriso kepada sejumlah awak media, Senin pagi (29/4/2024) di ruang kerjanya.
Khususnya bangunan SD di wilayah hilir atau selatan Katingan, seperti di Kecamatan Mendawai. Karena, beberapa unit bangunan/ruangan setingkat SD di Kecamatan Mendawai itu menurutnya, sebagian ada yang sudah berusia 25 tahun, yang mana bangunan tersebut bekas peninggalan dari Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim). “Sehingga, sebagian banyak yang sudah kurang layak pakai untuk tempat proses belajar mengajar,” ujar Feriso.
Sementara tempat proses belajar mengajar menurutnya, merupakan salah satu sarana dasar untuk meningkatkan standar mutu pendidikan. Di samping itu pendidikan juga merupakan kebutuhan yang sangat mendasar untuk memajukan suatu daerah. Oleh karena itu fasilitas pendidikan seperti sekolah dan kebutuhan lainnya perlu dipenuhi. “Sehingga, pembangunan sekolah juga menjadi salah satu prioritas yang harus kami realisasikan pada tahun 2024 ini,” kata terangnya.
Khusus untuk di Kabupaten Katingan, bangunan setingkat sekolah Dasar (SD) yang hingga saat ini mengalami kerusakan yang cukup parah serta tidak pernah dilakukan perehaban sekalipun lantaran bangunannya itu merupakan bangunan sekolah yang dibangun pada saat Katingan bergabung dengan Kabupaten Kotim diantaranya SDN Mendawai di desa Mendawai, SDN Mendawai di Desa Perigi, SD Mendawai di Desa Tewang Kampung Kecamatan Mendawai serta beberapa unit bangunan SDN yang ada di daerah selatan lainnya. “Saya menyaksikan sendiri saat saya melakukan survey ke daerah selatan Katingan beberapa waktu lalu,” akunya.
Karena, jika dibiarkan dan tidak dilakukan renovasi atau tidak dibangun kembali menurutnya kerusakannya dikhawatirkan akan lebih parah lagi. Sedangkan dampak lainnya, tentu saja akan mengurangi kenyamanan para siswa dalam melaksanakan proses pembelajarannya.
Untuk bangunan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Katingan ini menurutnya, sebagian besar masih bagus dan sangat layak untuk tempat proses belajar mengajar. Karena, sebagian besar bangunannya masih baru, yaitu dibangun setelah Katingan menjadi Kabupaten. “Sementara dana untuk membangun sekolah tersebut sebagian berasal dari dana APBD Kabupaten Katingan dan sebagian juga dari Dana Alokasi Khusus (DAK) APBN,” pungkas mantan kepala Disdukcapil ini. (abu)