Banjir Dari Hulu, Tertumpuk di Tumbang Bulan

Kondisi banjir di Desa Tumbang Bulan, Kecamatan Mendawai, Minggu (21/11/2021)
Kondisi banjir di Desa Tumbang Bulan, Kecamatan Mendawai, Minggu (21/11/2021)

BALANGANEWS, KATINGAN – Air banjir di wilayah hulu Katingan, seperti di Kecamatan Katingan Hulu, Katingan Tengah dan di Pulau Malan, bergeser ke wilayah Kecamatan Katingan Hilir. Kemudian, bergeser lagi ke wilayah Kecamatan Tasik Payawan dan Kamipang.

Terakhir, banjir kiriman tersebut sudah sampai ke Desa Tumbang Bulan Kecamatan Mendawai. Di desa Tumbang Bulan (dulu dusun Muara Bulan) inilah tertumpuknya air banjir kiriman dari wilayah hulu tersebut.

Menurut pengalaman sejak tahun 1980-an hingga sekarang, air banjir kiriman dari wilayah hulu, memang berakhirnya di desa Tumbang Bulan, meskipun masih ada tujuh desa lagi di selatannya yang juga merupakan bagian dari wilayah Kecamatan Mendawai, seperti desa Perigi, Tewang Kampung, Kampung Melayu, Mendawai dan Teluk Sebulu, namun enam desa tersebut sangat jarang terdampak banjir. Karena, desa-desa tersebut sebagian besar masuk dalam air pasang surut.

Kalau di tahun 1998 ke bawah, yang namanya banjir besar sebagian masyarakat desa Tumbang Bulan sangat berharap, dan ditunggu-tunggu. Pasalnya, setiap kali banjir besar, meskipun sebagian tempat tinggalnya (rumah) terendam air banjir, namun volume aktivitasnya malah semakin tinggi. Karena, mereka akan lebih simple, cepat dan lancar untuk mengeluarkan kayu yang ditebangnya.

Dengan cepat dan lancarnya itulah, sehingga penghasilan dari jerih payah mereka juga berkali-kali lipat jika dibandingkan dengan penghasilan mereka pada saat normal atau di saat sebelum banjir. Itu di era yang lalu, dan era tersebut sudah ditinggalkan sekitar 20 tahun yang lalu, atau empat tahun sebelum Katingan menjadi Kabupaten pemekaran. Sekarang, 863 jiwa masyarakat desa Tumbang Bulan yang yang memiliki Obyek Wisata Gunung Bulan tersebut sudah tidak berharap lagi banjir melanda daerahnya.

Terkait dengan permasalahan banjir yang sudah dua kali menimpa desa Tumbang Bulan dalam tiga bulan terakhir pada tahun 2021 ini, menurut Plt. Camat Mendawai, Purwoko debit air kian meningkat (bertambah). “Sekarang ketinggian air sekitar 187 centimeter dari dasar jalan,” kata Purwoko.

Banjir satu bulan yang lalu belum kering, menurutnya datang lagi banjir kiriman terbaru. Sehingga, bukan hanya tidur, istirahat, makan dan beribadah saja yang kesulitan. Tapi beraktivitas pun terganggu.

Adapun jumlah rumah masyarakat desa Tumbang Bulan yang terdampak banjir saat ini, menurut data dari Plt. Camat Mendawai, Purwoko berjumlah sekitar 154 unit, yang dihuni oleh 863 jiwa. Sedangkan jumlah kepala keluarga (KK) sekitar 245 KK.

Selain rumah penduduk, yang turut terendam di desa tersebut, juga 1 unit tempat ibadah (Masjid), 3 unit gedung sekolah, 1 unit kantor, 1 unit Faskes dan 1 unit PPKM.

Oleh karena di desa Tumbang Bulan ini lahannya rendah secara merata, sehingga, pada saat banjir menerjang di desa tersebut tidak ada lahan untuk dijadikan wadah pengungsian bagi korban banjir.

Kalau menurut Plt. Camat setempat, Purwoko, saat ini mereka cuma bisa membuat panggung (katil) darurat di dalam rumahnya masing-masing. “Gunanya, untuk tidur, istirahat, beribadah, memasak dan makan sekeluarga,” ujar mantan PNS di Dinas P3AP2KB ini. (abu)