DARAH rendah dan kurang darah sering kali dianggap sama. Namun sebenarnya, kedua kondisi ini merupakan hal yang berbeda. Gejala darah rendah dan kurang darah memang sekilas tampak mirip, tetapi penyebab dan cara pengobatannya sangat berbeda.
dr Irene Cindy Sunur yang dilansir Alodokter mengungkapkan, di dunia kedokteran, tekanan darah rendah dikenal sebagai hipotensi. “Seseorang dikatakan memiliki kondisi ini bila tekanan darahnya kurang dari 90/60 mmHg. Angka 90 adalah tekanan darah saat jantung sedang berkontraksi (sistolik), dan angka 60 adalah tekanan darah saat jantung sedang relaksasi,” ujarnya.
Sedangkan istilah kurang darah mengacu pada anemia, bukan pada tekanan darah yang rendah. Anemia adalah kondisi di mana tubuh kekurangan sel darah merah. Sel darah merah mengandung hemoglobin yang mengikat oksigen dan menghantarkannya ke seluruh tubuh.
“Jika pemeriksaan laboratorium darah menunjukkan bahwa kadar hemoglobin kurang dari 13,5 gram/dL pada pria atau kurang dari 12 gram/dL pada wanita, maka kondisi ini disebut anemia,” jelas dr Irene.
Tekanan Darah Rendah atau Hipotensi
Tekanan darah rendah dapat disebabkan oleh berbagai hal, seperti kekurangan cairan tubuh (dehidrasi), kehamilan, konsumsi obat-obatan tertentu, perdarahan, penyakit jantung, diabetes, atau gangguan hormon tiroid.
Gejala yang dialami penderita tekanan darah dapat berupa: pusing, pandangan kabur, sulit berkonsentrasi, badan terasa lemas, kulit pucat dan dingin, napas pendek dan cepat, nadi teraba cepat dan lemah, serta pingsan.
Gejala-gejala tersebut, jelas Irene, sering kali tidak spesifik dan dapat disebabkan oleh kondisi lain. Untuk memastikan diagnosis, dokter akan mengukur tekanan darah dengan alat sphygmomanometer. Bila perlu, dokter juga akan melakukan pemeriksaan lainnya untuk mencari penyebab darah rendah.