Pemprov Kalteng Gelar Dialog Bersama Camat, Lurah, dan Ketua RT di Kobar untuk Tindak Lanjuti Arahan Wapres

BALANGANEWS, KOTAWARINGIN BARAT – Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah (Pemprov Kalteng) mengadakan dialog bersama camat, lurah, dan ketua RT di Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) pada Sabtu malam (23/11/2024).

Kegiatan yang berlangsung di Aula Kantor Bupati Kobar ini bertujuan menindaklanjuti kunjungan Wakil Presiden RI pada 4 November 2024 serta merumuskan rencana aksi untuk meningkatkan kesehatan dan kebersihan lingkungan.

Plt. Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Kalteng, M. Katma F. Dirun, yang mewakili Gubernur Kalteng, dalam sambutannya menyampaikan bahwa dialog ini berfokus pada masalah kebersihan lingkungan, tingkat kesehatan masyarakat, kebutuhan ibu hamil, serta penanganan stunting dan gizi buruk.

“Kondisi lingkungan di Provinsi Kalimantan Tengah, khususnya di Kabupaten Kotawaringin Barat, memerlukan perhatian khusus. Stunting dan gizi buruk memiliki hubungan erat dengan sanitasi yang buruk, yang dapat menyebabkan berbagai penyakit infeksi seperti diare dan cacingan pada balita,” ujarnya.

Katma juga menjelaskan bahwa jika sanitasi buruk terus dibiarkan, dampaknya akan memicu stunting akibat terganggunya proses penyerapan nutrisi pada balita.

Oleh karena itu, Kabupaten Kotawaringin Barat bersama tiga kabupaten lain di Kalimantan Tengah akan dijadikan percontohan untuk revitalisasi lingkungan sehat.

“Semua RT akan dilibatkan secara aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat, mulai dari menjaga kebersihan hingga mendukung program penanganan stunting,” tegasnya.

Sekretaris Daerah Kabupaten Kobar, Rody Iskandar, dalam laporannya menegaskan pentingnya peran RT sebagai ujung tombak perubahan di masyarakat.

Ia menyebutkan bahwa RT memiliki tugas besar dalam mengedukasi warga terkait pentingnya kebersihan lingkungan dan mendukung upaya penanganan stunting.

“RT sangat berperan dalam mengajak masyarakat menjaga kebersihan lingkungan serta mendukung program yang sedang berlangsung, seperti Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024,” jelas Rody.

Meski diakui masih ada kendala dalam pengumpulan data, pihaknya optimis hasil SSGI Kobar akan semakin baik dengan kerja sama seluruh pihak.

“Kami berharap hasil SSGI Kobar lebih baik dari sebelumnya, meskipun ada tantangan yang dihadapi dalam proses penelusuran data,” tambahnya.

Dialog ini juga menyoroti langkah strategis dalam menciptakan lingkungan sehat di seluruh RT. Revitalisasi lingkungan melibatkan berbagai pihak, termasuk masyarakat, sebagai bagian dari upaya kolektif menciptakan generasi sehat dan produktif.

Kegiatan ini diharapkan menjadi awal yang baik dalam penanganan stunting dan gizi buruk, sekaligus meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pola hidup bersih dan sehat. (asp)