BALANGANEWS, PALANGKA RAYA – Gubernur Kalteng, H. Sugianto Sabran terus mengupayakan penataan Kawasan Tugu bersejarah Tugu Soekarno. Kawasan tersebut akan ditata dan dipercantik dengan sentuhan modern dilengkapi dengan water front city yang megah.
Tugu Soekarno merupakan tempat menyatu dengan Jembatan Kahayan merupakan salah satu landmark (ikon) Kota Palangka Raya yang diresmikan Presiden ke 5 RI pada tanggal 13 Januari 2002 lalu.
“Tugu Soekarno yang menyatu satu kawasan dengan Jembatan Kahayan merupakan tonggak sejarah penting bagi masyarakat Kalimantan Tengah, Tugu Soekarno merupakan tempat pemancangan Tiang perdana Kota Palangka Raya oleh Presiden pertama RI Ir. Soekarno, yang saat itu masih hutan Belantara yang menjadi cikal bakal Ibu Kota Provinsi Kalimantan Tengah saat ini,” ucap Sugianto Sabran.
Sementara Jembatan Kahayan yang menjadi Penghubung 4 Kabupaten DAS Barito dan Gunung Mas, tambah Sugianto, diresmikan oleh putri Ir. Soekarno yaitu Megawati Soekarnoputri Presiden ke 5 Republik Indonesia, ini suatu pertalian sejarah yang luar biasa.
“Jika kita berhenti hanya sekedar bangga saja dengan sejarah tersebut, dia tak kan jadi apa-apa,” ujarnya, Sabtu (17/6/2023).
Sugianto Sabran menyebut, upaya mempercantik kawasan tersebut dengan sentuhan modern, adalah bagian dari upaya melestarikan nilai-nilai sejarah yang begitu membumi.
“Kita akan percantik dan lengkapi dengan water front city dan tampilan yang menarik serta kemegahan lampu hias yang menakjubkan. Hal ini akan sendirinya akan membangun eko wisata dan perekonomian masyarakat akan bergerak. Satu sisi kita lestarikan nilai budaya dan sejarah, sisi lain akan menghasilkan pendapatan daerah melalui pengelolaan pariwisata yang terintegrasi,” jelasnya.
Sebagai Ibu Kota Provinsi dan sebagai penyangga Ibu Kota Negara Nusantara, lanjut Sugianto, semua pihak wajib mempersiapkan diri dari segala aspek. Kota Palangka Raya sebagai Ibu Kota Provinsi haruslah memiliki kelebihan dan keunggulan, diantaranya membangun landmark (ikon) yang yang dikenang dan abadi, perpaduan antara Sejarah, Budaya dan Pariwisata, serta kearifan lokal.
“Pembangunan Ibu Kota Negara sudah di depan mata, provinsi yang beririsan langsung dengan IKN jangan berpangku tangan, kita harus tangkap peluang itu sebagai suatu momentum berbenah. Hasilnya tentu tidak serta merta kita rasakan sekarang, tapi untuk masa datang apa yang kita lakukan akan menjadi kebanggaan anak cucu kita kelak,” tegasnya. (asp)
