Buang Air Besar Sembarangan di Kalteng Masih Marak

WhatsApp Image 2023 06 22 at 1.24.15 PM
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalteng, Suyuti Syamsul

, PALANGKA RAYA – Fenomena buang air besar sembarangan () masih menjadi persoalan yang marak terjadi di Kalimantan Tengah (Kalteng). Kebiasaan BABS harus dihilangkan karena mengundang penularan berbagai macam penyakit.

Berdasarkan data dari Dinas (Dinkes) Provinsi Kalteng perihal persentase daerah bebas BABS se-Kalteng Tahun 2022, Murung Raya merupakan daerah dengan persentase bebas BABS terendah dibandingkan dengan daerah-daerah lainnya.

WhatsApp Image 2023 06 22 at 2.03.33 PM

Hal tersebut diukur berdasarkan persentase desa atau kelurahan yang masyarakatnya masih dominan melakukan BABS. Persentase bebas BABS di Murung Raya hanya sekitar 6,0 persen. Hal ini jauh di bawah Kotawaringin Barat yang berada pada angka 86,0 persen dan menempati urutan tertinggi bebas BABS se-Kalteng.

Sementara untuk Kota Palangka Raya, persentase bebas BABS di Ibu Kota Provinsi Kalimantan Tengah ini berada di angka 10,0 persen, yang setara dengan Kabupaten Seruyan dan berada satu tingkat di atas Murung Raya.

Kepala Dinkes Provinsi Kalteng, Suyuti Syamsul mengungkapkan, ada beberapa daerah di Kalteng yang masih belum bebas dari BABS. Ia mengatakan, fenomena BABS yang didata pihaknya tersebut berdasarkan kondisi masyarakat per desa atau kelurahan.

“Salah satu indikator penilaian kami terkait BABS ini adalah di suatu tidak ada jamban keluarga atau umum, sehingga dapat menjadi indikasi kalau BAB masyarakat masih ada yang di luar rumah, seperti di kebun dan di pinggir sungai,” ucapnya belum lama ini.

Suyuti menjelaskan, pada dasarnya tidak menjadi masalah apabila ada masyarakat yang melakukan BAB di sungai sepanjang ada septic tank yang terhubung.

“Sepanjang BAB di sungai tapi terhubung dengan septic tank, tidak masalah. Tetapi yang menjadi masalah selama ini keluaran BAB itu tidak terhubung septic tank dan langsung lepas ke sungai,” ujarnya.

Menurut Suyuti, daerah desa atau kelurahan di Kalteng yang masih marak terjadi fenomena BABS umumnya adalah masyarakat yang tinggal di daerah permukiman pinggir sungai dan daerah rawa-rawa.

“Daerah-daerah yang berada di pinggir sungai atau rawa-rawa kemungkinan masih lazim terjadi fenomena BABS,” jelasnya.

Adapun dampak dari kebiasaan BABS, lanjutnya, adalah mudah menularnya berbagai bakteri penyebab penyakit.

“Kebiasaan BABS itu menyebabkan kotoran ke mana-mana, padahal ketika kita BAB, dalam proses itu keluar bakteri E-coli, bakteri salmonella, bakteri pseudomonas, kemudian ada bakteri yang menyebabkan orang sakit tipoid,” pungkasnya.

Adapun persentase daerah bebas buang air besar sembarangan (BABS) se-Kalteng tahun 2022, yaitu Barito Utara 17,0 persen, 37,0 persen, Kotim 14,0 persen, 18,0 persen, 56,0 persen, Kobar 86,0 persen, Seruyan 10,0 persen, Lamandau 48,0 persen, Gumas 48,0 persen, 58,0 persen, Murung Raya 6,0 persen, Pulang Pisau 18,0 persen, Sukamara 50,0 persen, Palangka Raya 10,0 persen. (asp)