BALANGANEWS, PALANGKA RAYA – Berdasarkan rilis dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada 1 September 2023 lalu, bahwa inflasi Kalimantan Tengah (Kalteng) selama bulan Agustus 2023 dengan status paling rendah se-Kalimantan.
Selain itu, Provinsi Kalteng juga merupakan satu-satunya Provinsi di Kalimantan yang angka inflasinya di bawah inflasi Nasional. Tentu kondisi tersebut tidak terlepas dari upaya Pemprov Kalteng, Tim Pengendali Inflasi dan sinergitas dengan Kabupaten/Kota dalam menekan dan mengendalikan inflasi di Kalteng.
Berdasarkan data BPS tersebut, angka inflasi Kalimantan Tengah secara tahunan yakni Agustus 2022-Agustus 2023 (YoY) sebesar 2,99 persen, dibawah inflasi Nasional yang tercatat sebesar 3,27 persen.
Sementara untuk Provinsi lainnya di Kalimantan, yakni Kalimantan Selatan inflasi sebesar 4,40 persen, Kalimantan Timur sebesar 3,82 persen, Kalimantan Barat sebesar 3,78 persen, Kalimantan Utara sebesar 3,29 persen.
Sedangkan pada Agustus 2023 ini, gabungan Kota Palangka Raya dan Sampit mengalami deflasi sebesar 0,20 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 117,28.
“Kita patut bersyukur, inflasi Kalteng paling rendah di regional Kalimantan, dan satu-satunya Provinsi di Kalimantan yang angka inflasinya di bawah angka inflasi Nasional,” ucap Sekretaris Daerah Provinsi Kalteng, H. Nuryakin yang juga Ketua Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Kalteng, Senin (4/11/2023).
Lebih lanjut, Nuryakin menyebut, bahwa inovasi dan gagasan Gubernur Kalteng dalam pengendalian inflasi, salah satu kunci keberhasilan pengendalian inflasi di Kalimantan Tengah.
“Gagasan sederhana tapi berdampak langsung ke masyarakat seperti pasar murah, pasar penyeimbang, BLT, gerakan tanam sakuyan lombok, pemanfaatan pekarangan dan lain-lain. Ini dilakukan secara konsisten dengan prinsip tepat guna, tepat sasaran, dan tepat manfaat,” ungkapnya.
Selain itu tambah Nuryakin, upaya masif Pemprov Kalteng melalui TPID tidak terlepas juga dari sinergisitas dengan Pemerintah Kabupaten dan Kota, serta seluruh stakeholders termasuk peran TNI dan Polri, serta dukungan masyarakat itu sendiri.
“Seluruh stakeholders terkait hingga pentahelix saling bahu membahu bekerja sinergis dalam pengendalian inflasi, dan pemerintah pusat mengapresiasi upaya ini dengan memberikan insentif fiskal kinerja pengendalian inflasi daerah periode I sebesar 9,3 Milyar lebih beberapa waktu lalu. Ini merupakan kebanggaan sekaligus tantangan buat kita, jangan sampai jumawa dan lengah,” jelasnya.
Nuryakin juga menyebut bahwa komitmen, keseriusan dan kegigihan, serta inovasi dalam pengendalian inflasi adalah kunci keberhasilan.
“Bapak Gubernur dan Bapak Wagub sangat fokus terhadap inflasi, saya selaku Ketua TPID harus mampu menterjemahkan itu sebagai suatu tugas yang harus diemban dengan serius dan harus mampu mensinergikan kepada semua pihak, agar pengendalian inflasi di Kalteng berjalan baik dan membuahkan hasil,” pungkasnya. (asp)