Inflasi Kalteng Masuk 10 Provinsi Terendah

BALANGANEWS, PALANGKA RAYA – Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah ( Kalteng) mengikuti Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Daerah bersama Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) secara virtual dari Ruang Rapat Bajakah, Kantor Gubernur Kalteng, Rabu (13/3/2024).

Rakor dipimpin langsung Inspektur Jenderal Kemendagri, Tomsi Tohir mewakili Mendagri Tito Karnavian, dan diikuti oleh Staf Ahli Gubernur Kalteng Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Pembangunan, Yuas Elko beserta Unsur Forkopimda Kalteng.

Usia mengikuti Rakor, Sahli Gubernur Kalteng, Yuas Elko mengatakan, perkembangan inflasi di Kalteng masuk kategori aman dan masuk 10 provinsi terendah.

“Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah akan terus menggelar / untuk mengendalikan inflasi. Pemerintah provinsi juga akan menindaklanjuti arahan dari Kemendagri dengan menggencarkan menanam tanaman hortikultura,” ucapnya.

Ia juga memastikan bahan pokok menjelang Hari Besar di Kalteng aman.

Sementara itu, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa, Badan Pusat Statistik, Pudji Ismartini menyampaikan, berdasarkan tinjauan inflasi dan indeks perkembangan harga Minggu ke-1 Maret 2024 pada kelompok makanan, minuman dan tembakau 2021-2024 (m-to-m,%).

Pada Februari 2024, kelompok makanan, minuman dan tembakau mengalami inflasi sebesar 1,00 persen hingga menyumbang andil inflasi sebesar 0,29 persen yang merupakan andil terbesar dibandingkan kelompok lainnya.

Komoditas yang paling dominan memberikan andil inflasi pada kelompok ini adalah beras, cabai merah, telur ayam ras, daging ayam ras dan minyak goreng. Adapun beberapa komoditas lainnya seperti , tomat dan cabai rawit menyumbang andil deflasi.

Pudji Ismartini mengutarakan, beras penyumbang andil inflasi terbesar baik secara bulanan maupun tahunan.
Lebih lanjut disampaikan Pudji Ismartini, harga bergejolak (Volatile Food) khususnya pada produk hortikultura cabai merah dan cabai rawit dan (telur ayam ras dan daging ayam ras) perlu dipantau, mengingat kemungkinan potensi inflasi dari komoditas tersebut.

“Untuk komoditas beras berangsur mulai terkendali dengan masuknya masa panen di beberapa sentra produksi. Di Minggu pertama Maret, jumlah kabupaten/kota yang mengalami kenaikan harga beras semakin berkurang,” tandasnya. (asp)