Kapakat Dayak Kalteng Bersatu, Tolak Pemimpin Bukan Putra Dayak di Pilkada

Inisiator Gerakan Kapakat Dayak Kalteng Bersatu, Panjung A. Silai

BALANGANEWS, – Sejumlah massa yang tergabung dalam Gerakan Bersatu, menegaskan menolak calon kepala daerah yang bukan putra asli Kalimantan Tengah (Kalteng) yang akan maju pada 2024.

Inisiator Gerakan Kapakat Dayak Kalteng Bersatu, Panjung A. Silai, mengatakan bahwa selama ini masyarakat Dayak merasa hak-hak mereka belum terakomodasi secara maksimal, khususnya dalam konteks kontestasi .

“Kami melihat bahwa hak-hak politik orang Dayak selama ini belum terakomodir dengan baik, terutama dalam pemilihan kepala daerah,” ujar Panjung di Palangka Raya, Rabu (14/8/2024).

Ia menambahkan, bahwa apabila Kalteng dipimpin oleh putra asli Dayak, pemimpin tersebut akan lebih memahami kebutuhan masyarakat Dayak.

“Pemimpin yang berasal dari Dayak asli tentu akan lebih memahami kondisi rakyat Kalimantan Tengah, adat istiadat, dan akan mampu menjalin komunikasi yang lebih baik dengan masyarakat,” tambahnya.

Panjung juga menyuarakan kekhawatiran bahwa jika Kalimantan Tengah tidak dipimpin oleh orang Dayak, hak-hak masyarakat Dayak bisa terancam.

“Kami khawatir, jika situasi ini terus berlanjut, akan semakin tersisih dan kehilangan hak-haknya,” tegas Panjung.

Sebelumnya, Kapakat Dayak Kalteng Bersatu telah menyampaikan penolakan terhadap kepala daerah non-Dayak kepada Kalteng. Mereka mendesak partai politik untuk mengusung putra-putri Dayak sebagai calon gubernur, wakil gubernur, wali kota, wakil wali kota, bupati, dan wakil bupati di Kalimantan Tengah.

“Pernyataan sikap kami kepada DPRD Kalteng sangat jelas: partai politik harus mengusung putra-putri Dayak dalam kontestasi politik di daerah ini,” pungkasnya. (asp)