Wayan Supadno: Inovasi untuk Kemakmuran

Wayan Supadno

BALANGANEWS, PALANGKA RAYA – Inovasi sesungguhnya sebuah invensi yang telah sukses nyata memberi manfaat bagi masyarakat akibat langsung dari suksesnya proses hilirisasi. Kolektifnya hidup makin mudah dan makmur karena nilai tambah labanya makin besar.

Disebutkan Wayan, contoh konkretnya ialah, pertama, inovasi pepaya varietas California yang dihasilkan oleh Kampus IPB Bogor. Yang saat ini jadi pemimpin pasar pada komoditas pepaya. Ukuran kecil justru jadi nilai jual (selling point). Kalau ukuran besar jika tidak habis sisanya mudah basi. Bukan lagi ukuran besar jadi idola.

Tentu ada nilai jual lain warna merah menyala dan rasanya manis. Genjah juga. Karenanya petani dapat laba lebih besar dibandingkan menanam pepaya non California. Pendek kata banyak nilai manfaat besarnya akibat fakta dari hasil inovasi tersebut. Itulah arti inovasi bagi petani.

Begitu juga bagi masyarakat luas sebagai konsumen. Dapat asupan vitamin dari buah segar banyak beredar di pasaran. Stamina kesehatan masyarakat lebih baik karena kecukupan vitamin dengan harga terjangkau. Sumber daya manusia terbangun dengan biaya murah.

Kedua, inovasi sawit varietas Tenera. Yang merupakan persilangan antara Dura dan Pisifera. Yang dihasilkan Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan. Genjah, produktivitasnya 3x lipatnya Pisifera. Rendemen minyak mentah (CPO) 1,5x lipatnya Dura.

“Lebih toleran dari ragam ancaman hama penyakit. Luar biasa bukan? Tentu dengan fakta-fakta di atas memberi nilai tambah yaitu akan mendongkrak laba petani. Secara kolektif bisa meningkatkan apresiasi omset maupun laba dalam satuan luas tanamnya. Manfaatnya penghematan penggunaan lahan dan banyak lagi kebutuhan manusia terpenuhi dari produk turunannya sawit,” lanjut Wayan.

Ditambahkannya, tentu masih banyak lagi contoh-contoh betapa pentingnya senantiasa berjiwa adaptif dengan inovasi. Dengan inovasi mengantar hidup untuk makin makmur sejahtera. Hanya dengan inovasi bisa memilih akan makin bisa lestari. Banyak perusahaan besar ternama hingga memberikan doktrin ke manajemen dan semua jajarannya, bunyinya : inovasi atau mati.

“Jika kita tetap kurang inovatif maka tak mustahil barang impor tetap membanjiri negeri ini. Dampak imbasnya melahirkan keributan. Saling menyalahkan dan bisa disalahgunakan. Sekali lagi, hanya dengan inovasi solusinya menekan harga pokok produksi. Mengantar jadi negara adil makmur sejahtera,” pungkas Pak Tani, Wayan Supadno. (rmi)