Komisi II Dorong Petani Terapkan 3 Kali Musim Tanam

Ketua Komisi II DPRD Kalteng yang membidangi Ekonomi dan Sumber Daya Alam (SDA), Lohing Simon

BALANGANEWS, PALANGKA RAYA – Kalangan DPRD Kalimantan Tengah (Kalteng) mendorong Pemerintah Daerah (Pemda) untuk menggencarkan pertanian dengan menerapkan 3 kali musim tanam, seperti yang diimplementasikan masyarakat Kecamatan Kota Besi, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim).

Hal ini disampaikan Ketua Komisi II DPRD Kalteng yang membidangi Ekonomi dan Sumber Daya Alam (SDA) Lohing Simon, saat dikonfirmasi wartawan via Whatsapp, Kamis (22/4/2021).

Menurutnya, sistem pertanian dengan penerapan 3 kali musim tanam di Kotim, juga bisa diterapkan Kabupaten lainnya dalam rangka menunjang ketahanan pangan Kalteng di masa pandemi Corona Virus Disease 2019 atau Covid-19.

“Saat Komisi II melaksanakan kunjungan ke Kecamatan Kota Besi, Kabupaten Kotim, kami menilai bahwa sistem pertanian yang diterapkan masyarakat di sana, 3 kali musim tanam, sangat bagus dan bisa menjadi percontohan bagi kabupaten lain, dalam rangka menunjang ketahanan pangan di masa pandemi,” ucapnya.

Wakil rakyat dari Daerah Pemilihan (Dapil) I, meliputi Kabupaten Katingan, Gunung Mas (Gumas) dan Kota Palangka Raya ini juga mengatakan, implementasi 3 kali musim tanam di Kotim tergolong sukses. Mengingat dalam 1 ha lahan mampu menghasilkan 3,3 ton padi dengan total 330 ha lahan.

“Setiap ha lahan mampu menghasilkan 3,3 ton padi. Hal ini merupakan sesuatu yang luar biasa, karena setahu saya, Kalteng lebih banyak menerapkan sistem pertanian 2 kali musim tanam. Sehingga kita berharap agar sistem pertanian yang diterapkan kabupaten Kotim, juga bisa diterapkan oleh Kabupaten lain,” ujar Lohing.

Keberhasilan pertanian yang dicapai Kabupaten Kotim, tidak lepas dari sinergitas antara pemerintah setempat dan masyarakat khususnya petani. Sehingga hal tersebut harus dipertahankan, bahkan lebih ditingkatkan. Mengingat memperkuat ketahanan pangan merupakan solusi dalam menghadapi pandemi Covid-19.

“Semua itu tidak lepas dari dukungan dan sinergitas antara pemerintah dan masyarakat setempat. Jadi kita berharap hal ini bisa terus dipertahankan, bahkan lebih ditingkatkan sebagai salah satu upaya dalam mendukung ketahanan pangan melalui pengembangan pertanian dan solusi menghadapi masa pandemi Covid-19,” pungkasnya. (ega)