Pembangunan Pertanian Harus Didukung Irigasi

Anggota DPRD Kalteng, H. Achmad Amur
Anggota DPRD Kalteng, H. Achmad Amur

BALANGANEWS, PALANGKA RAYA – Masyarakat Desa Basarang Jaya, Kecamatan Basarang, Kabupaten Kapuas mengusulkan kepada pemerintah untuk membangun irigasi. Pasalnya, pengembangan pertanian di wilayah ini masih terkendala irigasi. Aspirasi tersebut disampaikan langsung masyarakat kepada kalangan DPRD Kalimantan Tengah (Kalteng) saat melaksanakan reses ke wilayah setempat, belum lama ini.

Menurut Anggota DPRD Kalteng, H. Achmad Amur, banyak aspirasi yang diterima tim reses Daerah Pemilihan (Dapil) V, meliputi Kabupaten Kapuas dan Pulang Pisau (Pulpis). Salah satunya yaitu pengembangan pertanian yang terkendala saluran irigasi.

“Warga Basarang Jaya mengharapkan bantuan pembuatan irigasi karena kondisi tanah yang terlalu rendah,” ucap Amur, saat dikonfirmasi wartawan melalui pesan WhatsApp, beberapa waktu lalu.

Anggota Komisi III DPRD Kalteng, yang membidangi Kesejahteraan Rakyat (Kesra) juga mengungkapkan, usulan terkait pembangunan saluran irigasi tersebut sudah disampaikan warga ke pemerintah, baik itu ke Pemerintah Kabupaten (Pemkab) serta Pemprov Kalteng. Namun sampai sekarang ini belum ada tanggapan.

Oleh sebab itu, melalui kunjungan DPRD Kalteng masyarakat setempat berharap aspirasi itu disampaikan kembali ke pemerintah dan segera direalisasikan.

“Mereka sudah menyampaikan masalah tersebut ke pemerintah, namun belum ada tanggapan. Oleh sebab itu kita meminta ke Pemprov agar memperhatikan dan memberikan solusi kepada masyarakat Basarang Jaya ini,” ujarnya.

Dikatakan politisi dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini, selain mengusulkan pembangunan irigasi, masyarakat setempat juga mengharapkan Pemprov Kalteng turun tangan ke wilayah Kabupaten dalam rangka mengontrol harga gabah.

“Mereka meminta Pemprov turun tangan untuk mengendalikan harga gabah petani, karena di tingkat pengumpul harga sangat murah sementara hasil masyarakat melimpah. Mereka menduga ada tuan tertentu yang memainkan harga dari para petani,” demikian kata Amur. (ega)