Bantuan Presiden Atasi Kelangkaan Oksigen di Kalteng

Gubernur Kalteng
Gubernur Kalteng H Sugianto Sabran

BALANGANEWS, PALANGKA RAYA – Beberapa minggu ini tren lonjakan kasus konfirmasi positif Covid-19 dan angka kematian di Provinsi Kalimantan Tengah meningkat, hal ini menjadi perhatian khusus Presiden Republik Indonesia Ir.H.Joko Widodo setelah mendapatkan laporan dari Gubernur Kalimantan Tengah H. Sugianto Sabran atas kondisi terkini Provinsi Kalimantan Tengah melalui panggilan telfon, Presiden RI langsung mengirimkan bantuan berupa 168 unit Oxygen Consentrator (OC) beserta ribuan obat-obatan dan vitamin untuk penanganan Covid-19 di Kalimantan Tengah.

“Berkah yang sangat luar biasa terhitung sejak hari ini Senin, 9 Agustus 2021 Persediaan oksigen di Kalteng cukup untuk 312 jam (13 hari) dari sebelumnya yang hanya cukup sampai 19 jam saja. Keterbatasan ketersediaan oksigen sangat berisiko terhadap meningkatnya angka kematian akibat Covid-19 di Kalimantan Tengah,” ucapnya.

Menurut Gubernur, sikap yang ditunjukkan oleh Presiden Jokowi harus dapat dicontoh dan diteladani oleh seluruh kepala daerah termasuk Bupati dan Wali Kota dalam penanganan Covid-19. Komunikasi dan koordinasi yang baik serta respon yang cepat dan tanggap berdasarkan kondisi riil di lapangan serta mengutamakan keselamatan masyarakat merupakan cerminan bangsa Indonesia untuk bergotong royong dalam menyelesaikan pandemi Covid-19.

“Berkat bantuan itu pula, hari ini saya mendistribusikan 168 unit OC kepada Rumah Sakit se-Kalimantan Tengah sesuai dengan kebutuhan masing-masing. RSUD Dr.Doris Sylvanus sebagai rumah sakit rujukan Covid-19 tingkat Provinsi Kalimantan Tengah mendapatkan alokasi 28 unit, menyusul RSUD Imanudin dan Murjani masing-masing mendapatkan 15 unit, Rumah Sakit lainnya akan diberikan 5-10 unit untuk penanganan Covid-19,” ucapnya.

Angka persediaan ini akan terus bertambah dengan upaya yang terus kita lakukan, selain meminta bantuan oxygen concentrator dari Presiden, upaya lain yang dilakukan adalah mengajak partisipasi swasta dalam mengatasi krisis oksigen melalui pemberian CSR. Upaya lain yang dilakukan adalah kerjasama dengan Gubernur provinsi tetangga seperti Kaltim, Kalbar dan Kalsel.

Gubernur juga meminta agar penyedia oksigen reguler mempertahankan quota oksigen untuk Kalteng tetap terjaga. Upaya Gubernur untuk menjaga ketersediaan oksigen tidak hanya dilakukan dengan mencari ke Provinsi tetangga tetapi sampai ke Pemerintah Jabar dan Sumsel. Masih dalam upaya menjaga ketersediaan oksigen, Gubernur juga meminta agar SKK Migas meminjamkan isotank yang dapat dipergunakan untuk mengangkut liquid oxygen dalam jumlah besar.

Gubernur menyadari bahwa kita tidak mungkin tergantung terus dengan pihak luar ditengah ketidakpastian kapan pandemi ini berakhir. Atas dasar pertimbangan tersebut, Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah akan membeli generator oksigen untuk bisa memproduksi oksigen secara mandiri. Tidak lupa Gubernur mengajak Bupati/Wali Kota untuk sama-sama urun rembuk dalam pembelian generator oksigen skala besar yang akan ditempatkan pada 3 (tiga) wilayah regional Kalteng yakni wilayah Barat, wilayah Tengah dan wilayah Timur.

“Syukur Alhamdulillah, pada hari ini Kalimantan Tengah telah berhasil keluar dari krisis oksigen, sekali lagi kami ucapkan terima kasih sebesar-besarnya atas perhatian dan bantuan dari Presiden RI Ir.Joko Widodo, Menteri Kesehatan dan pihak swasta yang berkomitmen membantu Provinsi Kalimantan Tengah dalam penanganan Covid-19. Kepada Bupati/ Wali Kota se-Kalimantan Tengah ini merupakan tanggung jawab berat yang harus kita selesaikan, keselamatan masyarakat adalah yang utama, tanpa pengecualian. Diharapkan sampai tanggal 17 Agustus 2021 angka kasus konfirmasi harian dan kematian turun drastis. Itu merupakan kontribusi Kalimantan Tengah untuk mengentaskan Covid-19 di Indonesia. Sekali lagi saya tekankan dibutuhkan keseriusan dan rasa empati yang tinggi untuk benar-benar menangani pandemi ini. Laksanakan 3T secara masiv dan terukur, tuntaskan vaksinasi dan jangan pernah lelah mensosialisasikan Protokol Kesehatan,” paparnya. (rls/nor)