BALANGANEWS, PALANGKA RAYA – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Kalimantan Tengah melaksanakan kegiatan Workshop Parenting 1001 Cara Bicara tingkat Provinsi tahun 2022 di Hotel Neo Palangka Raya, Senin (14/2/2022).
Dalam kesempatan itu, Plt Perwakilan BKKBN Provinsi Kalteng Muhammad Fitriyanto Leksono menyampaikan bahwa dalam kerangka prinsip pembangunan berkelanjutan yang menitikberatkan pada peningkatan kualitas sumber daya manusia, keluarga memegang peranan penting dalam menghasilkan SDM Indonesia berkualitas. Keluarga harus mampu menjadi tempat pertama dan utama dalam memastikan terpenuhinya kebutuhan tumbuh kembang serta pendidikan di segala aspek bagi setiap anggotanya.
Keluarga yang bahagia dan sejahtera merupakan sebuah kondisi ideal dalam menciptakan sumber daya manusia yang berdaya guna di tengah-tengah masyarakat dan lingkungan yang lebih luas. Oleh karena itu, program dan kebijakan pembangunan yang berorientasi, kepada keluarga merupakan sebuah keniscayaan di dalam strategi pembangunan sumber daya manusia Indonesia.
Ditambahkannya, mengacu pada data Median Usia Kawin Pertama (MUKP) Provinsi Kalimantan Tengah masih jauh dari standar Nasional yaitu diangka 18,7 dari target Nasional 20,7 dan dengan capaian ASFR (15-19 tahun) menunjukan angka 36,2 yang masih jauh dari standar Nasional yaitu 20,5 artinya Provinsi Kalimantan Tengah berada dalam persentase tinggi untuk usia perkawinan anak.
“Didasari oleh itu, Melalui Bina Keluarga Remaja (BKR) adalah salah satu program BKKBN yang ditujukan untuk mencapai keluarga yang sejahtera dan harmonis antara orang tua dan anak remajanya. BKR diharapkan menjadikan orang tua yang memiliki anak remaja, untuk menjadi penghubung antara perbedaan generasi agar orang tua dapat semakin dekat dengan anak remajanya,” jelas Fitriyanto.
Maka hadirlah 1001 Cara Bicara yang merupakan salah satu referensi yang dapat digunakan BKR dalam membangun komunikasi efektif, membentuk pola asuh yang ideal dan usaha untuk Penyiapan Kehidupan Keluarga bagi Remaja dan promosi kesehatan reproduksi untuk meningkatkan edukasi kesehatan reproduksi dan gizi khususnya bagi remaja.
“Output dari program ini adalah lahirnya para Generasi Berencana (GenRe) dari keluarga-keluarga Indonesia yang mampu menerapkan pola asuh yang berdasarkan komunikasi yang efektif, positif dan membangun rasa aman, nyaman, serta kemandirian remaja dalam memasuki setiap tahap transisi kehidupan remaja, mulai dari menempuh pendidikan, memulai karir, berpartisipasi di tengah-tengah masyarakat, mempraktikkan gaya hidup bersih, dan sehat sampai kepada membangun kehidupan berkeluarga. Dengan menyiapkan diri sebaik-baiknya dalam setiap tahap transisi kehidupan, para remaja GenRe ini diharapkan mampu membentuk keluarga berkualitas,” pungkasnya. (asp)