Penurunan Stunting di Kalteng Diperkuat Dengan Kerja Sama

IMG 20220414 WA0010
Pj. Sekda Kalteng, H. Nuryakin

BALANGANEWS, PALANGKA RAYA – Pj. Sekda Kalteng, Nuryakin didalam sambutannya menyampaikan bahwa, Perkawinan usia anak menjadi salah satu faktor tidak langsung penyebab Stunting di Kalimantan Tengah. Salah satu faktor langsung penyebab Stunting adalah rendahnya pola asuh ibu kepada anak. Hal ini dipengaruhi oleh adanya tekanan faktor ekonomi, orang tua, pendidikan, diri sendiri, dan faktor adat setempat.

Hal tersebut diungkapkannya saat membuka acara Pertemuan Lintas Sektor dalam rangka Percepatan Penurunan Stunting dan Perkawinan Usia Anak yang digelar oleh Dinas P3APPKB Kalteng bertempat di Hotel Aquarius Palangka Raya, Kamis (14/4/2022).

“Pola asuh gizi pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) mempengaruhi asupan gizi dan berdampak langsung dengan kejadian Stunting,” tambahnya.

Nuryakin menjelaskan, Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020, tentang RPJMN 2020-2024 menargetkan penurunan Prevalensi Stunting pada anak di bawah usia dua tahun, menjadi 14 persen dan penurunan angka perkawinan anak dari 11,21 persen pada tahun 2018 menjadi 8,74 persen pada akhir tahun 2024. Sedangkan target Prevalensi Stunting di Kalimantan Tengah 15,38 persen di Tahun 2024.

“Berdasarkan data BPS Tahun 2021 sekitar 10,35 persen perempuan Indonesia menikah sebelum umur 18 Tahun. Kalimantan Tengah sendiri berada pada persentase 16,35 persen untuk perkawinan usia anak pada Tahun 2020. Hal ini menunjukkan persentase perkawinan usia anak di Kalimantan Tengah lebih besar dari persentase se-Indonesia,” sambung Nuryakin.

Dikatakannya lagi bahwa, upaya pemerintah dalam menurunkan Stunting dan perkawinan anak sangat ditentukan oleh diperkuatnya kerja sama dengan lembaga legislatif, eksekutif, dan yudikatif, serta melibatkan partisipasi masyarakat, tokoh pendidik, tokoh adat, tokoh agama, organisasi profesi, organisasi masyarakat, media dan lainnya.

“Sinergi antar pemangku kepentingan, pemerintah, swasta, masyarakat serta semua pihak diharapkan dapat berperan aktif dapat mempercepat penurunan stunting dan perkawinan usia anak secara lebih terstruktur, holistik, dan integratif di Kalimantan Tengah,” lugasnya. (asp)