BALANGANEWS, KAPUAS – Kelompok KKN Kebangsaan ke-X di Desa Lupak Timur, Kecamatan Kapuas Kuala, Kabupaten Kapuas melakukan sosialisasi penggunaan lahan pekarangan untuk Budidaya Belut dan Sayuran dengan Sistem Aquponik.
Ketua Kelompok KKN Kebangsaan didesa tersebut, Arman Anggi Sinofoi Malau dari Universitas Sumatera Utara (USU) mengatakan, tujuan pihaknya melakukan program kerja tersebut adalah untuk memperkenalkan teknologi sederhana untuk budidaya pertanian serta mengedukasi kepada masyarakat agar bisa memanfaatkan lahan pekarangan yang minim untuk pengembangan teknologi pertanian.
Selain itu juga, imbuhnya, untuk memberikan edukasi terhadap kandungan gizi tinggi yang dimiliki oleh ikan belut sehingga dapat memberikan dampak kesehatan yang baik bagi masyarakat.
“Akuaponik adalah konsep pengembangan bio-integrated farming system (budidaya belut dan tanaman kangkung) dalam satu wadah,” terang Arman kepada Balanga News, Jum’at (12/8/2022).
Dijelaskannya, Program kerja ini termasuk pengabungan antara sistem budidaya pertanian dan sistem pembesaran budidaya perikanan yang kaya manfaat, dan efektif serta dapat memaksimalkan ruang yang terbatas, beberapa manfaat yang didapat dari sistem aquaponik ini yaitu Mampu menghasilkan sayuran dan ikan atau sejenisnya sekaligus untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga maupun untuk tujuan komersil yang menghasilkan keuntungan.
“Ini merupakan salah satu cara pemanfaatan pekarangan yang dapat memberi nilai tambah bagi masyarakat Desa Lupak Timur adalah melalui teknologi akuaponik yaitu suatu rangkaian teknologi yang memadukan antara budidaya perikanan dan pertanian,” bebernya.
Sementara itu, Kepala Desa Lupak Timur, Ardiansyah menyambut baik dan mengucapkan terimakasih kepada mahasiswa KKN di Desa Lupak Timur yang telah memperkenalkan teknologi akuaponik tersebut.
“Kami sangat berterima kasih kepada adik-adik mahasiswa KKN Kebangsaan 2022 yang di tempatkan di Desa Lupak timur, yang telah memperkenalkan kepada kami teknologi atau sistem pertanian yang sangat praktis dan bermanfaat bagi kami, kami bisa budidaya perikanan dan pertanian (sayuran) dalam satu wadah dan waktu yang sama sehingga sangat praktis dan sederhana namun kaya manfaat,” ucapnya.
“Mahasiswa KKN-K menggunakan belut untuk budidaya tersebut karena belut merupakan jenis ikan yang diekspor dari daerah kami yang memiliki ekonomi tinggi, serta kandungan gizi yang tinggi sehingga sistem tersebut juga sangat cocok di terapkan di desa kami,” demikian Ardiansyah. (asp)