BALANGANEWS, PALANGKA RAYA – Literasi Keuangan UMKM adalah hal penting yang harus dipahami oleh para penggiat UMKM, terlebih untuk menata pengelolaan keuangan yang masih belum rapi.
Segala hal yang berkaitan dengan keuangan dalam UMKM harus tercatat dengan baik, sehingga mampu mendorong sebuah usaha dapat berkembang lebih besar.
Klinik Bisnis dengan salah satu program unggulannya untuk membina dan mengembangkan UMKM agar semakin tangguh dan mandiri, yaitu Kelas Klinik Bisnis atau KKB secara konsisten memberikan edukasi pengembangan UMKM kepada seluruh mitra binaan maupun peserta umum non mitra.
“Tidak terasa Kelas Klinik Bisnis telah memasuki Volume 5.2, dengan tema Literasi Keuangan UMKM berupaya memberikan edukasi pengelolaan keuangan para mitra binaan mau pian lainnya agar tertata dengan sebaik-sebaiknya,” ucap Muhammad Asary, Koordinator Klinik Bisnis, Kamis (29/9/2022).
Untuk Vol 5.2 ini Klinik Bisnis menghadirkan Cindy Ciewie, S.E., M. Sc. Ak, yang merupakan seorang praktisi bisnis, keuangan dan perpajakan, serta juga merupakan seorang entrepreneur, owner dari Ciewie Homedress.
Dalam pemaparannya, Cindy menjelaskan seputar berbagai cara penataan keuangan yang baik dan benar, mulai dari memulai bisnis, saat bisnis berjalan (menata keuangan bisnis baru dan dengan delegasi), hingga tak lupa menyampaikan sedikit overview perpajakan UMKM.
Dijelaskan Cindy, dalam memulai usaha penting untuk membuat perhitungan modal untuk BEP (Break Even Point), membuat simulasi penjualan perbulan dan perhari, membuat laporan laba rugi simulasi, menyiapkan buka pencatatan penjualan dan pengeluaran kas, menyiapkan buku perhitungan stock, menyiapkan rekening khusus untuk bisnis yang dapat dimiliki oleh banyak orang, gunakan M-Banking untuk mempermudah proses transaksi, dan upayakan melakukan setoran awal ke rekening usaha untuk operasional 3 bulan ke depan.
Selanjutnya alumni S2 Magister Ilmu Akutansi Univesitas Gajah Mada (UGM) ini menyampaikan pengelolaan keuangan saat usaha sudah berjalan, segala transaksi penjualan harus masuk ke rekening usaha, pun segala pengeluaran juga harus keluar dari rekening usaha.
Kemudian setiap akhir jam kerja wajib untuk mencatat semua uang keluar masuk, wajib menghitung laba rugi dari tanggal awal usaha sampai hari ini, tidak boleh memakai dana usaha untuk keperluan pribadi, penataan sistem gaji yang baik maksimal gaji total 15% dari omset.
“Ilmu yang saya bagikan ini, juga merupakan penataan keuangan yang saya terapkan sampai hari ini dalam bisnis saya. Karena bagi saya ketika memulai bisnis, saya ingin bisnis ini bertahan dalam jangka waktu yang panjang bukan hanya sekedar trend saja. Sehingga sangat perlu penataan keuangan yang jelas agar bisnis berkembang lebih besar bahkan mampu membuka cabang usaha lainnya,” tutur Founder Kenth Business Solution ini.
Sesuai dengan latar keilmuannya yang tak terlepas dari keuangan, yaitu Akuntansi dan Perpajakan ini. Perempuan yang berdomisili di Surabaya ini juga menyampaikan edukasi pajak kepada para UMKM.
“Mulailah untuk memperhatikan pembayaran pajak. UMKM dengan omset 500 juta rupiah/tahun atau 40 juta rupiah/bulan sebaiknya mulai pelaporan pajak dengan menggunakan tarif UMKM sebesar 0,5 % x (omset -500 juta),” Jelas Cindy.
Sementara itu, ditempat berbeda CEO Klinik Bisnis, Monica Putri Rasyid menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada pemateri dan peserta Kelas Klinik Bisnis.
“Saya sangat mengapresiasi semangat yang luar biasa untuk bertumbuh dan berkembang dari teman-teman UMKM. Tak lupa ucapan terima kasih kepada pemateri yang memberikan edukasi pengelolaan keuangan sehingga membantu teman-teman UMKM sustain dalam menjalankan usahanya,” tutur Monica. (asp)