November 2022, Kalteng Inflasi 0,16 Persen

1752
Kepala BPS Kalteng, Eko Marsoro

BALANGANEWS, PALANGKA RAYA – Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalteng, Eko Marsoro mengatakan, terjadi inflasi di Kalimantan Tengah pada November sebesar 0,16 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 115,36. Hal tersebut disampaikan Eko di Kantor BPS setempat, Kamis (1/12/2022).

“Pada November 2022, berdasarkan dua kota acuan, Palangka Raya dan Sampit, terjadi inflasi di Kalimantan Tengah sebesar 0,16 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 115,36,” ucapnya.

Eko menjelaskan, inflasi gabungan Kota Palangka Raya dan Sampit pada November 2022 terjadi karena adanya kenaikan indeks harga pada kelompok transportasi sebesar 1,09 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,47 persen, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya 0,37 persen, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga 0,21 persen.

Selain itu kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,14 persen, kelompok pakaian dan alas kaki 0,05 persen, kelompok rekreasi, olahraga dan budaya 0,04 persen, dan kelompok makanan, minuman dan tembakau 0,02 persen.

Eko juga mengatakan, berdasarkan data, Inflasi tahun kalender (November 2022 terhadap Desember 2021) untuk gabungan Kota Palangka Raya dan Sampit tercatat sebesar 6,06 persen dan inflasi tahun ke tahun (November 2022 terhadap November 2021) sebesar 6,97 persen.

“Komoditas yang memberikan sumbangan inflasi pada November 2022 antara lain angkutan udara, beras, rokok kretek filter, kangkung, tomat, bawang merah, rokok kretek, emas perhiasan, obat dengan resep, dan ikan tongkol/ikan ambu-ambu,” sebut Eko.

Selain itu, tambahnya, komoditas yang memberikan sumbangan deflasi pada November 2022 antara lain cabai rawit, minyak goreng, kacang panjang, bahan bakar rumah tangga, ketimun, daging ayam ras, udang basah, cabai merah, ikan patin, dan pisang.

Selain itu, Eko juga menyatakan bahwa upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah, baik itu Satgas Pangan dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dalam menangani inflasi itu sudah benar, tetapi ada faktor eksternal, yang membuat inflasi terjadi di Kalimantan Tengah.

“Upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah berdampak baik, terbukti dari bahan makanan kan minus, energi rumah tangga juga minus. Sudah bener Pemerintah Daerah, cuma nasib nya yang tidak baik,” tegasnya. (asp)