BALANGANEWS, PALANGKA RAYA – Anggota DPRD Provinsi Kalimantan Tengah dari Partai Perindo Sengkon menilai, wacana sistem Pemilu 2024 proporsional tertutup kurang tepat. Sebab ucapnya, kalau kembali seperti dulu yakni penugasan calon anggota legislatif dengan berdasarkan nomor urut akan bisa merugikan calon legislatif yang lain.
“Sebaiknya Pemilu Pileg Tetap Proporsional Terbuka, artinya siapa yang dapat suara terbanyak dia yang duduk di dewan. Kalau proporsional tertutup bisa merugikan caleg lain yang banyak suara dukungan masyarakat,” ucap Sengkon di Palangka Raya belum lama ini.
Sengkon yang juga Ketua DPW Partai Perindo Provinsi Kalimantan Tengah mengatakan, kalau kembali ke Pemilu Proporsional tertutup, maka ibarat kata memilih kucing dalam karung.
“Delapan Fraksi di DPR RI menolak Pemilu Proporsional tertutup. Perindo bagian partai yang menolak sistem itu. Saya yakin Perindo tetap ingin sistem profesional terbuka, siapapun yang terbanyak suara ia akan memperoleh kursi atau duduk di lembaga dewan,” tegasnya.
Dikatakan Sengkon, kalau nantinya Pemilu ternyata diputuskan oleh KPU Pusat sistem proporsional tertutup artinya anggota dewan di pilih atau ditunjuk oleh partai, kata lain, ucapnya, ialah penugasan oleh partai.
“Khususnya bagi kami di Perindo, jasa semua para caleg akan di hargai. Sebab bagi Perindo semua caleg memiliki hak sama untuk bisa duduk di dewan, baik caleg laki-laki atau perempuan, karena Perindo Kalteng sudah siap juga menghadapi Pemilu, Pilkada dan Pileg tahun 2024,” ucapnya.
Anggota DPRD Kalimantan Tengah asal Dapil I Palangka Raya, yang meliputi Katingan dan Gunung Mas ini juga mendorong agar kaum perempuan juga aktif dan diberi kesempatan yang sama pada pada Pemilu tahun depan.
“Ketentuan calon perempuan 30 persen sangat bagus bagi keterwakilan kaum perempuan. Khususnya kami Partai Perindo sangat terbuka bagi masyarakat yang ingin bergabung, untuk mewujudkan Indonesia sejahtera,” imbuhnya. (asp)