BALANGANEWS, PALANGKA RAYA – Anggota DPRD Palangka Raya, Beta Syailendra mengatakan, reboisasi di pinggiran bibir sungai salah satu solusi jangka panjang untuk mencegah terjadinya bencana banjir.
“Reboisasi itu tidak hanya dilakukan di Kota Palangka Raya saja, melainkan kabupaten tetangga yang sungainya satu jalur dengan daerah kita harus melakukan hal yang serupa,” katanya, Senin, (21/11/2022).
Reboisasi tersebut dilakukan nantinya untuk menyanggah air hujan yang turun sehingga dapat diserap oleh pepohonan dan tumbuhan yang berada di sekitar sungai.
Selama ini air hujan dengan intensitas lebat sama sekali airnya tidak bisa diserap oleh pepohonan dan tumbuhan yang berada di pinggiran sungai. Alhasil air tersebut langsung turun ke sungai, sehingga sungai yang juga sudah dangkal tidak mampu menampung air.
“Gerakan reboisasi di pinggir Sungai Kahayan tentunya harus digalakkan dan dinas terkait di Provinsi serta daerah lain yang satu alur sungainya juga harus melakukan hal tersebut, agar banjir tidak terjadi di mana-mana,” ucapnya.
Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) Kota Palangka Raya itu menambahkan, serapan pepohonan yang berada di pinggir sungai tidak normal lagi, lantaran kawasan setempat sudah mengalami alih fungsi. Dengan alih fungsi tersebutlah resapan air hujan yang turun ke bumi tidak bisa diserap oleh pepohonan yang ada di wilayah setempat.
“Penyebab dangkalnya sungai diduga kuat lantaran adanya aktivitas penambangan liar di sungai, akibatnya terjadi pendangkalan sungai. Sementara untuk penanganan jangka pendek terkait banjir adalah percepat pendistribusian bantuan baik itu makanan siap saji, selimut tidur dan lain sebagainya bagi korban terdampak banjir,” tutupnya. (oje)