Kisah Kehidupan: Lantunan Musik, Penyemangat Hidupku

kisah kehidupan
Bapak Agus tengah berkeliling dengan membawa speaker musik untuk mengais rezeki di kota Palangka Raya, Senin (27/2/2023)

BALANGANEWS, PALANGKA RAYA – Tuhan memberikan ujian dalam hidup setiap orang berbeda-beda, ada yang berat dan juga ada yang ringan. Namun ujian yang diberikan oleh Tuhan kepada manusia, adalah cara agar manusia menjadi orang yang kuat dan sabar dalam setiap keadaan.

Karena ujian semata-mata diberikan untuk melihat sejauh mana manusia berusaha dalam menjalani kehidupan, karena Tuhan tentunya telah menjanjikan akan ada kebahagian di balik ujian hidup yang kita jalani.

Itulah prinsip yang dipegang oleh Bapak Agus, meski dalam keterbatasan penglihatan, dirinya tidak pernah putus asa dalam berusaha karena dia yakin akan ada hasil yang didapatkan.

Siang itu terik matahari sedikit menyengat, debu kendaraan sedikit menerpa para pejalan kaki, begitu juga terlihat keringat bercucur di raut wajah Bapak Agus (50), dengan menggunakan spekear musik yang digendongnya, Bapak Agus berjalan kaki dari sudut-sudut kota Palangka Raya, demi mengumpulkan lembaran rupiah.

Tidak jarang tolakan secara halus yang dilontarankan oleh masyarakat, namun tidak membuat putus asa Bapak Agus yang berlalu ke tempat lain sambil berharap ada uluran tangan sedikit yang ia dapat untuk dibawa pulang.

“Saya menggeluti usaha seperti kurang lebih hampir 3 tahun lamannya, dari toko ke toko, hingga warung makan saya singgahi berharap ada yang memberikan sedikit rezekinya, asal ada untuk makan hari ini pun saya syukuri mas,” ucapnya, Senin (27/2/2023).

Agus mengaku, tidak jarang juga setiap ia datangi baik di beberapa tempat yang menolak dirinya, namun selain itu juga ada yang memberikan dan itupun harus disyukuri, dari pagi hingga malam hari tetap berusaha meski kadang hanya mendapat seadanya.

“Alhamdulillah disyukuri aja mas, kadang dapat Rp 20.000 hingga Rp 50.0000 sehari, meskipun begitu tetap disyukuri. Terlebih lagi hidup hanya sendiri, dapat untuk makan saja sudah bersyukur,” tambahnya.

Selain itu, Bapak Agus menambahkan, ada kisah yang cukup sedih di balik kenapa dirinya tiba merantau dari Jawa hingga bisa tiba di Kalteng, dirinya mengaku bahwa di Jawa sering mendapat perlakuan kasar dari pihak keluarga sehingga harus merantau di Palangka Raya.

“Saya sering dimarahin, dan disalah-salahin oleh keluarga di Jawa sana, dan dengan tekat yang kuat saya merantau, dan saat saya merantau di sini saya tidak sengaja ketemu sama ibu saya yang sudah lama pergi meninggalkan saya, saat tengah ngamen mas saya ketemu sama ibu saya, ternyata dia ada di sini dan suatu hal yang membahagiakan dan ternyata ada hikmahnya juga merantau dan bisa ketemu ibu saya,” ungkapnya. (udi)