Disbudpar Pulpis Gelar Lomba Tari Hingga Tiktok Pop Daerah Lewat Virtual

Sejumlah peserta mulai mendaftar di ajang Festival Budaya Handep Hapakat tahun 2020 yang digelar Disbudpar Kabupaten Pulang Pisau

BALANGANEWS, PULANG PISAU – Di tengah arus globalisasi di era milenial ini, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Pulang Pisau berupaya melestarikan kebudayaan lokal dengan menggelar lomba pada ajang Festival Budaya Handep Hapakat tahun 2020.

Berbagai macam lomba akan dikompetisikan secara virtual, seperti lomba tari garapan murni, lomba kesenian etnik, hingga lomba Tiktok lagu Pop Daerah.

Plt Kepala Disbudpar Kabupaten Pulang Pisau, Osa Maliki mengatakan, lomba ini dilaksanakan dalam rangka memeriahkan hari jadi Kabupaten Pulang Pisau ke 18 tahun 2020. Lomba ini memiliki makna yang sama meskipun cara pelaksanaan lombanya berbeda.

Osa juga membeberkan sejumlah syarat bagi peserta yang ingin mengikuti lomba Tiktok Pop Daerah, di antaranya, pelajar atau mahasiswa aktif, minimal 2 orang atau lebih. Ber-KTP Pulang Pisau dan punya akun Tiktok/instagram/youtube sendiri. Peserta harus mem-follow akun instagram @disbudparpulpisbudaya. Deadline lomba ini dari tanggal 1-10 Agustus 2020.

Syarat selanjutnya, video tiktok lagu yang diikutsertakan harus bernafaskan khas daerah dengan menggunakan instrument/properti/syair/lirik berbahasa daerah minimal 70 persen, genre musik bebas dan karya video harus orisinil.

“Kalau dulu lombanya secara langsung. Kalau sekarang secara virtual. Jadi yang ikut lomba mengirimkan videonya ke Disbudpar,” kata Osa, Kamis, (16/7/2020).

Ia menambahkan, meski dilaksanakan secara virtual, namun tak mengurangi sedikitpun makna dan tujuan dari lomba. Yaitu untuk menumbuhkan rasa cinta terhadap budaya serta mengajak semua pihak untuk cinta budaya dan melestarikannya.

“Lomba ini juga khusus untuk lokal. Karena memang tujuannya untuk melestarikan kebudayaan daerah. Jadi untuk peserta yang bukan warga Pulang Pisau langsung didiskualifikasi,” ujar dia.

Osa menambahkan, saat ini lomba sudah dimulai dan sudah ada peserta yang mendaftar. Apabila peserta kesulitan untuk membuat video, Osa mengaku pihaknya sudah menyiapkan tim.

“Kalau kesulitan, tim kami bisa turun langsung untuk mengambil video lomba tersebut. Intinya ini untuk kelestarian budaya daerah,” tandasnya. (nor)