Cerpen: Kamar Nomor 66

Malam itu Luna harus bermalam di salah satu penginapan pada daerah tempat dinasnya. Harusnya hari itu menjadi hari yang terakhir dirinya berada di lokasi terpencil itu. Namun, dikarenakan kendaraan yang harusnya ditumpangi mengalami kerusakan, dengan sangat terpaksa Luna berbesar hati untuk menambah satu malam lagi keberadaannya di kesunyian itu.

Malam itu, Luna diarahkan untuk beristirahat di Penginapan Dara dengan kamar bernomor 66 dikarenakan penginapannya yang sebelumnya sudah ada yang menempati. Sebenarnya Luna merasa ragu, tersebab kamar itu berada di lorong sepi dan terlalu pojok. Namun, Luna menepis gelisahnya. Karena ia merasa bahwa hanya akan tidur di dalam kamar itu semalam saja.

Bandul jam berbunyi sangat keras, membuat Luna benar-benar terkejut ketika ia sudah terlelap malam itu. Ia pun membuka matanya dan melihat ke arah jarum jam yang menunjuk ke angka 12. Luna menggosok kedua matanya, ia kembali dikejutkan dengan hal-hal aneh, ada bercak-bercak darah segar di alas tidurnya hingga kecemasan Luna berlanjut ketika ia mendengar ada suara benda jatuh di kamar mandi. Dengan langkah perlahan yang sangat hati-hati, Luna pun memasuki kamar mandi untuk memastikan keadaan. Jantungnya pun bergetar hebat bersama peluh yang kian hadir di tubuhnya ketika ia melihat ada begitu banyak helai rambut panjang berwarna cokelat yang terletak di lantai. Luna benar-benar yakin bahwa itu bukanlah rambutnya, karena rambut Luna berwarna hitam pekat dan tidak sepanjang rambut misterius itu.

Ketakutan Luna semakin menjadi-jadi, ia pun