Puisi: 20 Desember

Desember pun menghadirkan setiap lekuk canggung pada bibir

Ada kisah berat yang telah terukir
Terlewati penuh duka
Tapi tetap dengan suka

Penghujung tahun tak jua membuatku bisu
Juga tak menjadikan tubuhku kaku
Hanya harapan yang masih terlontarkan
Hanya impian yang masih disuarakan

Oh mengapa?
Mengapa waktu berjalan terasa sebentar
Langkah yang sedikit banyak membuat gentar
Oh mengapa?

Akankah desember berakhir dengan ceria?
Menyambut bulan yang kemudian akan menggantinya
Aku harap demikian
Aku ingin terwujudkan

Tentang itu, tentang bahagia di sepanjang waktu
Langkah di setapak yang tak lagi menyakitiku
Aku harap demikian
Aku ingin terwujudkan

20 Desember yang kembali membuatku bersuara pelan, 20 berikutnya semoga tak berkisah tentang hati yang temaram

Palangka Raya, 2020