perasaan kuntilanak menjadi tak karuan. Hingga pada akhirnya ia melihat di sebuah kafe, teman-teman nongkrongnya bercanda gurau di sana. Hantu-hantu yang ingin ia temui juga berada di tempat itu. Perlahan, si kunti mendekat dan mencoba mendengarkan percakapan semuanya.
Si kunti pun tersentak, karena ternyata dalam tongkrongan itu ada kuntilanak baru yang menjadi primadona. Lebih cantik disertai gelak tawa yang menggemparkan. Kunti pun bersedih dan meneteskan air mata secara perlahan. Ia merasa teman-temannya sudah melupakan dirinya dan memilih untuk bergaul dengan kuntilanak baru.
Sebisa mungkin, kunti mencoba untuk kuat. Sembari merenungi kesalahan yang pernah dilakukannya. Rajin bergosip membuat si kunti tidak disukai oleh banyak hantu.
Tahun pun berganti, kunti masih saja sendiri dalam sepi. Hanya akun media sosial yang menjadi tempatnya mencurahkan isi hati. Sementara hadiah-hadiah yang akan diberi ke para sahabatnya masih tersimpan erat. Kunti berharap, kelak semua akan membaik. Ia akan berhenti menjadi wanita penggosip yang tak tahu diri. Sungguh miris, gosip membuatnya menjadi tak ada arti.