BALANGANEWS, BUNTOK – Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (DKPPP) Kabupaten Barito Selatan bekerjasama dengan tim dari FAO dan Sucopindo melaksanakan Technical Working Group (TWG) ketiga dengan tema arowana adn endemic fish conservation area development kn south barito district towards limited tourism.
Kepala DKPPP Barito Selatan Ida Safitri melalui Kabid Penyuluhan Eka Wahyuni, mengatakan, dalam kegiatan itu, pihaknya menghadirkan tiga narasumber.
Diantaranya, Kepala Dinas Pemuda Olahraga, Pariwisata dan Kebudayaan (Disporaparbud) Kabupaten Barito Selatan Manat Simanjuntak, tenaga ahli sosial ekonomi dari Universitas Nusa Bangsa Sari Anggraini dan tenaga ahli perikanan dari Universitas Lambung Mangkurat Ilhamsyah.
“TWG yang ketiga ini mengambil tema sub sektor pariwisata dalam rangka turut serta menjadi mitra sebagai upaya pengembangan perikanan darat,” katanya, Kamis (20/6/2024).
Perlu diketahui, kata Eka Wahyuni, bahwa di Barito Selatan telah dicanangkan 7 kawasan suaka perikanan. Dimana proses Suaka perikanan ini bisa berkolaborasi ataupun bersinergi dengan Dinas Pariwisata.
Kita punya lingkungan ikan-ikan endemik yang menarik untuk dilindungi dan Kita konservasi. Sehingga nantinya pariwisata bisa bukan menjadi mitra kita dalam hal ini pariwisata bisa ikut menjadi mitra kita dalam rangka menjaga ataupun mengembangkan dan menjadi penumpang ekonomi masyarakat juga.
“Dengan adanya kunjungan wisata yang meningkat di kawasan Barito Selatan, lanjut dia, maka tentunya akan menjadi peningkatan juga di subsector Perekonomian lain seperti usaha kecil menengah dan mikro (UMKM) dan para pelaku usaha dan faktor lainnya seperti perhotelan dan sebagainya,” ucapnya.
Ditambahkan pastinya hal ini yang akan kita kembangkan melalui TWG ini, sinergitaskan berbagai pemangku kepentingan yang ada di Kabupaten Barito Selatan.
Sementara itu narasumber Sari Anggraini mengatakan, diketahui bersama yang namanya nelayan terutama nelayan tangkap ikan,pendapatannya semakin lama semakin menurun.
Jadi secara ekonomi, kata dia, pendapatan mereka mengalami penurunan. Ini salah satu upaya yang dapat dilakukan dengan bagaimana mereka tidak tergantung sepenuhnya dengan hanya pada ikan namun juga bisa mendapatkan pendapatan dari sektor lain.
Jadi, kata dia, tidak hanya ketergantungan pada sumber daya ikan yang semakin menurun, maka kita alihkan bagaimana kita membuat kawasan ini menjadi kawasan pariwisata namun tetap berbasis pada perikanan endemik.
“Mudah – mudahan ini menjadi jawaban bagaimana kita dalam meningkatkan pendapatan dari masyarakat lokal,” pungkasnya. (lam)