BALANGANEWS, BUNTOK – Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan kembali menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) terhadap polio, setelah sebelumnya ditemukan kasus anak terkena polio di Aceh. Padahal pada tahun 2014 lalu, Indonesia telah dinyatakan bebas polio.
Menanggapi hal ini, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Barito Selatan (Barsel), Daryomo Sukiastono, mengajak para orang tua di wilayah tersebut untuk proaktif membawa bayinya ke fasilitas-fasilitas kesehatan terdekat untuk diberikan imunisasi lengkap guna mencegah polio.
“Harapan saya, semua bayi di Barsel ini bisa kita imunisasi lengkap. Namun hal itu juga diperlukan proaktif dari para orang tua,” kata Daryomo, Selasa (24/1/2023).
Di lain sisi, pihaknya juga proaktif melakukan pencegahan polio dengan mengaktifkan kunjungan di posyandu-posyandu serta fasilitas kesehatan yang ada. Sehingga sampai saat ini, imunisasi polio di Kabupaten Barsel dengan target 5.533 telah tercapai 3.710 atau 67,1 persen.
Sedangkan untuk program Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) di wilayah yang bertajuk Dahani Dahanai Tuntung Tulus ini adalah OPV dengan sasaran 1.525 telah tercapai 944 atau 61,9 persen. Sedangkan DPT-HB-Hbi sasarannya 1.548 atau 62,9 persen.
“Polio ini dapat menular melalui fecal-oral, artinya virus berkembang biak di sistem pencernaan dan dikeluarkan melalui feses (tinja), kemudian menyebar melalui air. Risiko semakin besar jika sanitasi tidak baik seperti perilaku buang air besar sembarangan,” terangnya.
Lebih dalam, polio mungkin tidak menunjukkan gejala, namun orang dapat mengalami demam, kelelahan atau merasa letih, otot lemas serta pertumbuhan yang lambat. Polio juga dapat menyebabkan kelumpuhan permanen dan bahkan kematian akibat gagalnya atau lumpuhnya sistem pernafasan.
“Tidak ada pengobatan untuk polio. Salah satunya cara hanya dengan cara pencegahan melalui pemberian imunisasi polio. Pengobatan diberikan hanya untuk mencegah kecacatan lebih lanjut,” ungkapnya mengakhiri. (lam)