BALANGANEWS, PALANGKA RAYA – Di tengah upaya besar pemerintah memperkuat ketahanan pangan nasional, Kalimantan Tengah menghadapi tantangan khas yang tidak dimiliki daerah lain, karakteristik lahan rawa dan gambut yang membutuhkan strategi khusus untuk digarap.
Wakil Gubernur (Wagub) Kalteng, H. Edy Pratowo mengungkapkan, pemerintah daerah telah mengambil langkah hati-hati dalam menjalankan program cetak sawah dan optimasi lahan agar tidak merusak lingkungan dan tetap sejalan dengan kearifan lokal masyarakat.
“Kami telah melakukan Survei Investigasi Desain (SID) secara komprehensif untuk memastikan lahan yang tidak sesuai, khususnya bagi pertanian padi, tidak digarap. Langkah ini penting guna menjaga ekosistem lingkungan sekaligus menghormati kearifan lokal,” jelas Edy.
Menurutnya, pemerintah provinsi tidak berjalan sendiri. Program ini melibatkan banyak pihak, mulai dari petani, mahasiswa, kelompok tani (Gapoktan), hingga pihak swasta.
“Seluruh pihak kami libatkan secara langsung dalam pelaksanaan program ini. Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah juga membentuk Satuan Pangan untuk mendukung kegiatan cetak sawah dan optimasi lahan. Mahasiswa dan kelompok tani turut berperan aktif dalam setiap tahapan kegiatan,” pungkasnya.
Dengan tantangan geografis yang besar, Kalteng justru berpotensi menjadi contoh bagaimana ketahanan pangan bisa diwujudkan tanpa mengorbankan kelestarian alam.
Pemerintah daerah berharap upaya ini tidak hanya memperkuat produksi beras nasional, tetapi juga memperkokoh ketahanan ekonomi masyarakat di wilayah pedesaan. (asp)










