Ini Dampak Cyberbullying terhadap Kesehatan Mental

Screenshot (30)

Balanganews.com – Meningkatnya penggunaan media sosial sangat memengaruhi kehidupan manusia. Saat ini, banyak bermunculan fenomena cyberbullying yang marak dilakukan oleh orang-orang tidak bertanggung jawab. Para pelaku pun tidak menyadari dampak cyberbullying yang mereka lakukan.

Cyberbullying adalah masalah yang sangat serius karena dapat memengaruhi kesehatan mental korbannya. Efek dari cyberbullying bisa sangat merugikan korban, tentu saja karena mereka akan mengalami sejumlah masalah emosional yang memengaruhi aktivitas mereka sehari-hari dan kesehatan mental mereka secara keseluruhan.

Dampak Cyberbullying untuk Kesehatan Mental

Cyberbullying adalah jenis kekerasan yang dilakukan pelaku melalui media digital. Salah satu contohnya adalah ketika seseorang mengejek melalui pesan teks yang dikirim dari smartphone, tablet, atau komputer. Ejekan ini biasanya dilakukan di media sosial atau forum di mana pengguna lain dapat melihat, berinteraksi, dan berbagi konten.

Tindakan seperti memposting, mengunggah, atau menyebarkan konten yang negatif atau mencemarkan nama baik orang lain secara online juga termasuk jenis kekerasan ini.

Berbagi informasi pribadi tentang orang lain yang membuat mereka merasa malu atau direndahkan termasuk dalam cyber bullying ini juga. Hal ini tentu akan berimbas negatif pada kesehatan mental korbannya.

Berikut dampak cyberbullying pada kesehatan mental korbannya:

1. Rasa Malu

Karena cyberbullying terjadi di dunia maya, kejahatan ini akan sulit dilupakan. Korban bisa merasa terekspos, malu, dan kurang percaya diri. Ketika cyberbullying terjadi, materi, pesan, atau teks yang berisi penghinaan dapat dibagikan kepada banyak orang. Banyaknya orang yang tahu tentang intimidasi ini dapat menyebabkan korban merasa terhina dan malu.

2. Tidak Berdaya

Korban cyberbullying sering kali merasa sulit untuk aman. Mereka mungkin merasa rentan dan tidak berdaya.

Biasanya, perasaan ini muncul karena intimidasi online dapat menyerang mereka melalui komputer atau ponsel kapan saja sepanjang hari. Mereka tidak lagi memiliki tempat di mana mereka dapat melarikan diri.

3. Depresi dan Kecemasan

Korban cyberbullying dapat mengalami kecemasan, depresi, dan kondisi terkait stres lainnya. Tekanan tambahan dari cyberbullying secara terus-menerus juga dapat menghilangkan perasaan bahagia dan kepuasan korban. Hal ini juga dapat meningkatkan perasaan khawatir dan dikucilkan.

Penelitian menyatakan bahwa peningkatan cyberbullying menyebabkan tingkat depresi yang lebih tinggi.

4. Kurang Rasa Percaya Diri

Pelaku cyberbullying biasanya akan menyerang hal di kehidupan yang membuat korban rentan. Misalnya, pelaku cyberbullying akan menargetkan korban dengan keterbatasan fisik. Intimidasi online dapat berdampak pada harga diri.

Korban mungkin akan mulai merasakan keraguan yang intens terhadap diri mereka sendiri. Akibatnya, mereka akan menghindari berinteraksi dan beraktivitas.

5. Percobaan Bunuh Diri dan Self-Harm

Terkadang korban cyberbullying merespons perasaan depresi mereka dengan melukai diri sendiri. Misalnya, beberapa mungkin melukai diri sendiri dengan memotong atau membakar anggota tubuh mereka.

Parahnya, cyberbullying juga dapat meningkatkan risiko bunuh diri. Korban yang terus-menerus diserang melalui pesan teks, pesan instan, media sosial sering kali mulai merasa putus asa.

Mereka kemudian berpikir bahwa satu-satunya cara untuk menghilangkan rasa sakit itu adalah dengan mengakhiri hidup mereka. Akibatnya, mereka mungkin berfantasi tentang kematian untuk melarikan diri. (halodoc)