Waket I DPRD Ziarah ke Makam Kyai Gede

WhatsApp Image 2022 11 29 at 13.04.57

BALANGANEWS, PANGKALAN BUN – Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) merupakan salah satu Kabupaten yang kental akan nuansa Islami, dimana nuansa tersebut tentunya tidak lepas dari sejarah penyebaran agama Islam melalui Kerajaan Demak yang terletak tanah Jawa dan Kerajaan Banjar dari Kalimantan Selatan (Kalsel).

Menurut Wakil Ketua I DPRD Kalteng sekaligus tokoh masyarakat Kobar H Abdul Razak, Kyai Gede dengan nama asli Habib Abdul Qodir Asseggaf merupakan penyebar agama Islam di wilayah Kotawaringin Hulu, Kabupaten Kobar, dimana Kyai Gede sempat bertandang dari Gresik, Jawa Timur (Jatim) dan menuju Banjarmasin, Kalsel sebelum menjalankan misinya untuk menyebarkan agama Islam ke Kobar.

“Berdasarkan sejarah, Kyai Gede merupakan tokoh Islam yang memegang peranan besar dalam penyebaran agama Islam di Kabupaten Kobar, terutama di wilayah Kotawaringin Hulu, yang berasal dari Demak dan hijrah ke Kabupaten Kobar,” ucap Razak, saat dikonfirmasi usai berziarah ke makam Kyai Gede, belum lama ini.

Dijelaskan, dalam proses hijrah Kyai dari Demak menuju Kotawaringin Hulu, Kyai Gede sempat bermukim di Gresik sebelum melanjutkan perjalanan menuju Banjarmasin dan menetap di kerajaan Banjar selang beberapa waktu. Kemudian Kyai Gede diminta untuk melanjutkan perjalanan dengan misi menyebarkan agama Islam ke Kotawaringin Hulu, yang akhirnya menetap dan dimakamkan di wilayah Kotawaringin Hulu pada masa berdirinya kerajaan Kutaringin.

Kerajaan Kutaringin sendiri merupakan kerajaan Islam pertama di Kalteng yang berdiri sejak abad Ke-17 yang berinduk pada kerajaan Banjar dibawah kepemimpinan Sultan Banjar Ke-14 yakni Sultan Mustainubillah pada tahun 1650 hingga 1670, dimana saat itu diutuskanlah Kyai Gede untuk menjalankan misi penyebaran agama Islam.

“Kerajaan Kutaringin memang kerajaan Islam pertama di Kalteng dan saat ini kita masih bisa melihat peninggalan sejarah dari Kerajaan Kutaringin melalui melalui benteng kerajaan yang masih berdiri kokoh, dengan dilapisi pagar dari kayu ulin yang diruncingkan sebagai pagar pertahanan. Sedangkan salah satu peninggalan Kyai Gede yang mencerminkan nuansa Islami adalah Masjid Jami yang dibangun dengan kayu ulin, serta Istana Al- Nurasari,” terangnya.

Politisi senior sekaligus Ketua Dewan Pertimbangan DPD Partai Golongan Karya (Golkar) ini juga berharap, pemerintah Kobar melalui dinas pariwisata setempat terus memberikan perhatian kepada peninggalan bersejarah, baik dalam hal perawatan hingga menjaga keaslian bangunan, sebagai sarana edukasi bagi generasi muda di masa mendatang.

“Tentunya harus ada pemeliharaan tanpa mengubah keaslian dari sejarah yang dimiliki Kabupaten Kobar, seperti peninggalan dari Kyai Gede. Oleh karena itu, saya berharap pemerintah terus memberikan perhatian serta perawatan pada peninggalan-peninggalan tersebut, sebagai sarana edukasi bagi generasi muda di masa depan,” pungkasnya. (ega)