BALANGANEWS, PALANGKA RAYA — Wakil Ketua Komisi II DPRD Kalimantan Tengah (Kalteng), Bambang Irawan, menegaskan pentingnya percepatan program swasembada pangan yang dijalankan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalteng agar tidak berhenti sebatas wacana.
Menurutnya, program tersebut harus diwujudkan dalam bentuk aksi konkret dan gerakan bersama lintas sektor guna memperkuat ketahanan pangan nasional di tengah dinamika global yang penuh ketidakpastian.
“Swasembada pangan tidak cukup hanya dijadikan slogan. Harus ada aksi nyata, komitmen, dan sinergi lintas sektor untuk mewujudkannya,” ujarnya, Senin (10/11/2025).
Bambang menilai, Kalteng memiliki potensi besar sebagai daerah penyangga pangan nasional, mengingat ketersediaan lahan pertanian yang luas, sumber daya alam yang melimpah, serta petani yang berpengalaman dalam mengelola lahan produktif.
“Potensi kita luar biasa. Kalau pengelolaannya tepat dan petani mendapat dukungan penuh, Kalteng bisa menjadi salah satu daerah kunci dalam menjaga stok pangan nasional,” tegasnya.
Ia mengapresiasi target Luas Tambah Tanam (LTT) sebesar 164.358 hektare yang dicanangkan Kementerian Pertanian, namun mengingatkan bahwa capaian itu tidak akan berarti tanpa dukungan nyata terhadap petani di lapangan.
“Selama ini petani sering menghadapi kendala teknis di lapangan. Kalau pemerintah benar-benar hadir membantu dari proses awal hingga panen, maka swasembada pangan bukan hanya mimpi,” katanya.
Politisi PDIP tersebut menyoroti pentingnya pemerataan distribusi pupuk, benih, dan sarana produksi pertanian sebagai faktor kunci yang menentukan keberhasilan program swasembada.
Ia juga menekankan bahwa peningkatan produksi harus berjalan seiring dengan peningkatan kesejahteraan petani.
“Kita harus membangun sistem pertanian yang berkelanjutan, bukan hanya mengejar target jangka pendek. Petani perlu merasa dilibatkan dan dihargai,” tambahnya.
Bambang mengingatkan bahwa keberhasilan swasembada pangan bergantung pada kolaborasi yang solid antara pemerintah daerah, TNI, perangkat daerah terkait, hingga kelompok tani.
“Dinas terkait, TNI, pemerintah kabupaten dan kota, serta kelompok tani harus bergerak dalam satu arah. Tidak bisa jalan sendiri-sendiri,” ujarnya.
Ia berharap, gerakan swasembada pangan di Kalteng dapat menjadi momentum kebangkitan pertanian yang mampu membangkitkan kebanggaan terhadap profesi petani sekaligus memperkuat kemandirian bangsa.
“Kalau semua bersatu, kita tidak hanya menanam padi, tapi juga menanam masa depan Indonesia yang mandiri dan kuat,” pungkasnya.
Dengan dorongan dari DPRD, program swasembada pangan diharapkan tidak sekadar menjadi target statistik, tetapi juga gerakan nyata yang berdampak langsung terhadap peningkatan kesejahteraan petani dan kemandirian pangan daerah. (asp)










