PALANGKA RAYA – Guna mendorong pola usaha tani padi di Kalimantan Tengah (Kalteng) yang masih bersifat tradisional dalam menanam padi lokal, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kalteng bekerja sama dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Katingan mengembangkan kultivar padi lokal.
Kepala BPTP Kalteng Fery F Munier mengatakan, upaya pengembangan kultivar padi lokal ini sebagai upaya mendukung peningkatan produksi padi di Kalteng.
“Kerja sama antara BPTP dan Dinas Pertanian Kabupaten Katingan diharapkan dapat mendorong pola usahatani padi di Kalteng yang masih bersifat tradisional yaitu menanam padi lokal berumur panjang setahun, dapat menerapkan sistem budidaya pertanian yang baik, sehingga hasilnya meningkat,” kata Fery di Palangka Raya, Jumat (22/2/2019) seperti dilansir laman technology-indonesia.com.
Pengembangan padi lokal yang dilakukan, lanjut Fery, adalah jenis padi Sirandah yang memiliki nilai ekonomis tinggi di masyarakat Kabupaten Katingan. Harga per kilogram berasnya mencapai Rp15 ribu – Rp16 ribu.
Peneliti BPTP Kalteng, Twenty Liana menjelaskan, pengembangan kultivar padi lokal khas Kabupaten Katingan ini merupakan salah satu upaya pengelolaan SDG padi lokal Kalteng. “Tindak lanjut yang diharapkan adalah pengembangan padi lokal ini secara luas pada setiap kecamatan di Kabupaten Katingan,” ujarnya.
Dia mengungkapkan, berdasarkan data sertifikasi benih padi lokal Musim Tanam OKMAR (Oktober – Maret) 2017/2018 Kabupaten Katingan, produksi benih padi Sirandah telah dilakukan di lima kecamatan, yaitu Kecamatan Katingan Tengah (4 desa seluas 20.5 ha), Pulau Malan (5 desa seluas 27.5 ha), Katingan Hilir (4 desa seluas 9 ha), Sanaman Mantikei (1 desa seluas 2 ha), dan Tewang Sangalang Garing (2 desa seluas 6.25 ha).
Berdasarkan deskripsi padi Varietas Sirandah yang dikeluarkan PPVTPP pada 27 Januari 2018, lanjut Twenty Liana, padi ini tumbuh di agroekosistem lahan tadah hujan dan lebak dataran rendah. Umur panen padi mencapai 128 hst, dengan tinggi tanaman saat fase generatif mencapai 149-158 cm. Anakan produktif mencapai 6-9 anakan. Bentuk gabah lonjong, dengan rasa nasi sedang dan beraroma sedikit wangi. Potensi hasil mencapai 4,42 ton/ha.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Katingan, Hendri Nuhan menyambut baik kegiatan yang telah dilakukan BPTP Kalteng.
“Kalau melihat potensi padi Sirandah ini, akan sangat mendukung pembangunan ekonomi masyarakat, karena itu Pemerintah Kabupaten Katingan mengharapkan padi ini dikembangkan secara luas,” ujarnya. (ari/bnews)