BALANGANEWS, PALANGKA RAYA – Kepala BNPB Republik Indonesia, Letjen TNI Suharyanto memimpin upacara gelar pasukan dan sarana prasarana Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di wilayah Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), Kamis (16/6/2023).
Upacara ini dihadiri oleh Pangdam XII/Tanjungpura Mayjen TNI Iwan Setiawan, Wakil Gubernur Kalteng H. Edy Pratowo, Sekda Kalteng H. Nuryakin, Danrem 102/Panju Panjung, Kapolda Kalteng di Halaman Kantor Gubernur Kalteng.
Kepala BNPB RI Letjen TNI Suharyanto pada kesempatan itu menyampaikan beberapa hal terkait dengan pencegahan bencana Karhutla di Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng).
Ia mengatakan, bahwa di tahun 2023 ini Kondisi cuaca berbeda dengan 3 tahun sebelumnya seperti 2020, 2021 dan 2022. BMKG memprediksi kemarau di tahun 2023 akan lebih panjang dari tahun-tahun sebelumnya, termasuk di Kalteng.
“Meskipun saat ini masih ada hujan. Namun di minggu-minggu depan, berdasarkan prediksi BMKG cuaca akan lebih banyak kemarau apabila dibandingkan dengan tahun 2022, 2021, dan 2020,” kata Suharyanto.
Ia menegaskan, bahwa kebakaran hutan dan lahan provinsi Kalimantan Tengah ini masuk dalam enam Provinsi prioritas yang jadi Pusat perhatian semua pihak dalam penanganan Bencana Karhutla.
“Siklus tiga tahunan Karhutla jatuhnya di tahun 2023. Kita ingat dulu kebakaran hutan dan lahan yang besar terjadi di tahun 2015. Kemudian 2016, 2017, 2018 relatif kecil, karena memang musim kemaraunya tidak panjang,” ujarnya.
Kemudian, sambung Letjen TNI Suharyanto terjadi lagi di tahun 2019 yang cukup besar. Kemudian 2020, 2021, 2022 kecil kembali karena cuaca dan musim kemaraunya yang pendek.
“Nah ini siklus 3 tahunan ini jatuh di 2023. Karena itu saya bersama pejabat di provinsi Kalteng ini mengajak kita semua untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan agar kejadian yang pernah terjadi di 2015 dan 2019 tidak terjadi lagi di tahun ini,” tegasnya.
Selain itu, Letjen TNI Suharyanto membeberkan di Provinsi Kalteng sampai saat ini sudah ada 1.000 lebih titik api. Selain itu, BNPB mencatat 1.037 titik api yang sudah muncul di kabupaten/kota yang beberapa bulan lalu mengalami banjir.
“Beberapa provinsi Kalteng ini yang beberapa bulan lalu berhadapan dengan bencana alam banjir antara lain Kotawaringin, Katingan, Pulang Pisau, sekarang titik api juga sudah banyak di kabupaten tersebut. Itu tandanya bahwa perubahan cuaca ini sangat cepat, beberapa bulan yang lalu kita berhadapan dengan banjir, di bulan-bulan ini kita berhadapan dengan Karhutla,” jelasnya.
Letjen TNI Suharyanto menegaskan, bahwa Kalteng bukan sekali ini saja menghadapi Karhutla, makanya apel gelar ini diharapkan bukan kegiatan seremonial semata.
“Mari kita bersama-sama menyatukan pikiran tindakan kegiatan untuk sama-sama bersatu padu antara pusat dan daerah, semua kompak dan yakin kita utamakan pencegahan. Sebelum api membesar, segera dipadamkan. Karena kalau sudah besar akan sulit ditangani,” pungkasnya. (asp)