Kinerja Sektor Jasa Keuangan di Kalteng Terjaga Stabil

otto
Kepala OJK Provinsi Kalteng, Otto Fitriandy

BALANGANEWS, PALANGKA RAYA – Kepala Otoritas Jasa Keuangan () Provinsi Kalimantan Tengah (), Otto Fitriandy mengatakan, kinerja sektor jasa keuangan di Kalimantan Tengah pada Mei 2023 tetap terjaga dan stabil dengan likuiditas yang memadai.

“OJK Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) menilai sektor jasa keuangan di Provinsi Kalimantan Tengah pada posisi Mei 2023 tetap terjaga stabil dengan likuiditas yang memadai, serta kinerja intermediasi yang tumbuh dengan profil risiko yang terjaga di tengah masih tingginya ketidakpastian dan pasar keuangan global,” katanya di Palangka Raya, Selasa (11/7/2023).
ADE S
Sementara itu, pada industri Perbankan, Otto mengatakan, kinerja Bank Umum baik konvensional dan syariah mengalami pertumbuhan yang tinggi, Aset Bank Umum di Provinsi Kalimantan Tengah tumbuh sebesar 14,94 persen (yoy).

Selain itu, Pihak Ketiga (DPK) meningkat sebesar 6,23 persen dari tahun 2022 dan meningkat sebesar 26,25 persen dari tahun 2022 dengan tingkat kredit bermasalah (Non-Performing Loan) sebesar 1,42 persen per bulan Mei 2023.

“Kredit bank umum didominasi oleh sektor Kredit Konsumsi yang memiliki porsi kredit sebesar Rp1,02 triliun dengan 5 kredit sektor ekonomi terbesar adalah Pemilikan Alat Rumah Tangga, , Perburuan dan Kehutanan, Pemilikan Rumah Tinggal, Perdagangan Besar dan Eceran, dan Perantara Keuangan,” jelasnya.

Sementara itu, 5 kabupaten/kota penyaluran kredit terbesar di Provinsi Kalteng berada pada Kota , Kabupaten Kotawaringin Barat, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kabupaten dan Kabupaten .

“Penyaluran kredit pada bank umum masih didominasi pada jenis usaha non-UMKM sebanyak Rp28,11 triliun atau sebesar 64 persen dari total penyaluran kredit berdasarkan jenis usaha,” sebut Otto.

Selain itu, ia menambahkan, kinerja Bank Perekonomian Rakyat (BPR) dan Bank Perekonomian Rakyat Syariah (BPRS) mengalami pertumbuhan dengan baik, dengan Aset tumbuh sebesar 37 persen (yoy), Dana Pihak Ketiga meningkat 34 persen (yoy) dan Kredit sebesar 39 persen (yoy) dengan tingkat kredit macet sebesar 2,87 persen atau turun sebesar 0,99 persen (yoy).

“Penyaluran kredit BPR dan pembiayaan BPRS didominasi penyaluran pada jenis usaha sektor menengah sebesar Rp1,13 triliun atau sebesar 81 persen dari total penyaluran kredit dari semua jenis usaha. Penyaluran kredit masih perlu untuk ditingkatkan seiring dengan DPK yang bertumbuh secara signifikan,” ujarnya.

Untuk sektor Industri Keuangan Non-Bank, ungkap Otto, masih tergolong baik dengan Piutang Pembiayaan tumbuh sebesar 26,70 persen (yoy) dengan NPF sebesar 1,25 persen.

“Pada sektor Asuransi, premi pada bulan Mei tahun 2023 sebesar Rp99,07 miliar atau terkontraksi sebesar 57,62 persen dengan total klaim sebesar Rp90,32 miliar atau turun sebesar 3,92 persen,” tandasnya. (asp)