BALANGANEWS, PALANGKA RAYA – Rasa duka masih meliputi pihak keluarga Saudi, korban pengeroyokan massa bayaran Hok Kim alias Acen yang tewas di kebun sawit di Desa Pelantaran, Senin (11/9/2023) kemarin. Sedangkan rekannya Pani, kini harus menjalani operasi usai menderita luka parah di sejumlah tubuh.
Kuasa hukum masyarakat Desa Pelantaran, Ornela Monty mengatakan jika pagi ini, Selasa (12/9/2023) Pani akan menjalani operasi atas sejumlah luka yang dideritanya dalam aksi pengeroyokan tersebut.
“Pagi ini akan dilakukan tindakan operasi, doakan semoga lancar,” katanya.
Ia pun membantah tegas narasi yang berkembang jika masyarakat melakukan penyerangan terlebih dulu terhadap massa Hok Kim di dalam kebun yang kini masih dalam proses hukum tersebut.
“Fakta di lapangan, pihak Hok Kim yang dulu berada di dalam kebun dan sudah menduduki kebun itu sekitar dua Minggu terakhir,” tegasnya.
Berdasarkan penuturan dari korban, saat itu ia (Pani) bersama Saudi (korban tewas) mendatangi orang yang panen dari pihak Acen dan menegur mereka secara baik-baik supaya jangan melakukan aksi panen karena kebun masih dalam proses sengketa.
Kemudian dari pihak Acen tidak terima dan langsung membacok keduanya. Upaya perlawanan kemudian dilakukan hingga terjadi tragedi berdarah tersebut.
Mendengar ada keributan, warga sekitar lalu datang ke lokasi dan melihat kedua korban sudah tergeletak bersimbah darah. Sedangkan massa Acen sudah melarikan diri dari lokasi saat warga datang menolong.
“Saudi meninggal dunia saat sampai di Puskesmas Pundu. Kini jenazahnya sudah disemayamkan di kampung halamannya di Banjarmasin, dan Pani segera dilakukan perawatan medis,” jelas Ornela.
Nela mengungkapkan kasus penganiayaan ini telah dilaporkan ke Polda Kalteng dan sudah dalam proses penyelidikan oleh petugas.
“Sudah kita laporkan malam kemarin setelah kejadian. Kita tunggu saja prosesnya,” ungkapnya. (yud)