BALANGANEWS, PALANGKA RAYA – Merespon kabar dugaan gaji pemain Kalteng belum dibayarkan, CEO Kalteng Putra, H. Agustiar Sabran melalui Manager Tim, Sigit Widodo menjelaskan terkait isu keterlambatan pembayaran gaji pemain tersebut.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, para pemain yang berjuluk Laskar Isen Mulang tersebut, mengancam mogok bertanding di sisa pertandingan kompetisi Liga 2 Indonesia.
Sigit mengatakan, keterlambatan pembayaran gaji pemain bukan karena masalah finansial, melainkan karena pemain tidak bermain dengan sepenuh hari.
“Keterlambatan pembayaran gaji pemain ini bukan karena finansial, tapi karena punishment dari CEO Kalteng Putra Agustiar Sabran. Karena pemain tidak bermain dengan sepenuh hati,” katanya, Selasa (23/1/2024).
Menurut Sigit, keterlambatan pembayaran gaji pemain hanya selama 15 hari, bukan dua bulan seperti yang ramai diberitakan. Ia menegaskan, tim tetap akan bertanggungjawab sesuai dengan kesepakatan kontrak.
“Tim tetap akan bertanggungjawab, namun kami menuntut pemain untuk dapat bermain profesional di sisa pertandingan. Terlepas dari apa hasilnya, nanti kita lihat kedepannya,” tegasnya.
Untuk itu, Sigit meminta masyarakat untuk bijak dalam menilai polemik yang terjadi di tim sepak bola asal Kalimantan Tengah tersebut. Ia mengharapkan agar masyarakat untuk menilai dari dua sisi, jangan hanya memojokkan manajemen.
“Intinya tugas pemain itu bermain, kalau hak itu semua sudah ada di kontrak, jadi jangan mengancam tidak bermain, nah itu salah sudah, karena aturan gaji sudah ada di kontrak, jadi taunya mereka harus main dengan menampilkan performa terbaiknya, bukannya malah mengancam, karena ada konsekuensinya di kontrak kalau tidak bayar, klub sudah tahu aja resikonya, dan itu gak mungkin tidak dibayar, jadi jangan pemain itu mengancam manajemen, semua ada sebab akibat,” bebernya.
Sigit mengakui, pihaknya sudah mempersiapkan tim secara serius sejak awal liga, dengan menghadirkan pemain yang berkualitas, yang diharapkan agar bisa memenuhi target.
“Tapi ternyata dalam perjalanannya seperti ini, jadi wajar lah tentu CEO ada kekecewaan. Tetapi pemain harus professional, hak dan kewajiban semua sudah diatur di kontrak, jadi gak perlu takut, tugas mereka harus main, kewajibannya dulu dilaksanakan dengan baik dan serius bukan tidak serius yang berakibat kerugian untuk tim,” pungkasnya. (asp)