Wagub Kalteng: Pengendalian Karhutla Terus Alami Perbaikan

Wakil Gubernur Kalteng, H. Edy Pratowo saat mengikuti Rakorsus Pembahasan Antisipasi dan Penanggulangan Karhutla 2024 secara virtual bersama Menkopolhukam Hadi Tjahjanto (ist)

BALANGANEWS, PALANGKA RAYA – Kalimantan Tengah adalah provinsi terluas di Indonesia, dengan luas 15,3 juta hektare, di mana 11,9 hektare atau 77,70 persennya merupakan Kawasan Hutan dan sekitar 2,5 juta hektare atau 16,65 persen Lahan .

Kondisi ini menjadi berkah bagi Kalimantan Tengah (), dan sekaligus tantangan terkait bahaya karhutla, khususnya di lahan gambut.

Namun, Pemerintah Provinsi () bersama berkomitmen untuk terus memperkuat upaya-upaya pengendalian karhutla, agar tidak menjadi bagi masyarakat Kalimantan Tengah.

“Upaya pengendalian karhutla di Kalimantan Tengah terus mengalami perbaikan dari tahun ke tahun, termasuk saat terjadi fenomena el nino,” kata Wakil (Wagub) Kalteng, H. , Kamis (14/3/2024).

Hal tersebut kata dia, dapat dilihat dari indikator penurunan luas karhutla, dampak kabut asap untuk aktivitas masyarakat, , dan penerbangan.

Wagub menjelaskan, pasca tahun 2015, luas karhutla yang terjadi di Kalimantan Tengah terus mengalami penurunan. Tahun 2019 turun 266.084 hektare atau 45,58 persen dibanding 2015, kemudian 2023 menurun 151.853 hektare atau 47,79 persen dibanding 2019.

“Bahkan penurunan luas karhutla pada wilayah ring satu Ibu Kota Provinsi menunjukkan perbaikan yang signifikan,” jelasnya.

Ia menambahkan, keberhasilan dalam pengendalian luas karhutla pada tahun 2023, terutama pada ring satu Ibu Kota Provinsi, telah berhasil mengurangi dampak dari asap yang ditimbulkan karhutla.

“Jika pada tahun 2019, asap yang ditimbulkan karhutla sudah mulai memberikan dampak di Kota Palangka Raya pada pertengahan Juli 2019, maka pada tahun 2023 mulai memberikan dampak di Kota Palangka Raya pada akhir September 2023,” katanya.

Terkait kesehatan, tahun 2019, ISPU yang diakibatkan karhutla di Palangka Raya sudah mulai Berbahaya (indeks lebih dari 1.000) pada bulan Agustus 2019, sedangkan pada tahun 2023 ISPU di Palangka Raya mulai mencapai level Berbahaya baru pada tanggal 4 Oktober 2023.

Untuk gangguan terhadap penerbangan, pada tahun 2019, asap karhutla mulai mengganggu penerbangan awal September 2019, bahkan pada tanggal 27 September 2019 sejumlah maskapai penerbangan terpaksa menghentikan jadwal penerbangan dari dan ke Bandara Tjilik Riwut Palangka Raya.

Sedangkan, pada tahun 2023, asap mulai mengganggu penerbangan sejak tanggal 27 September 2023, tetapi tidak ada penerbangan yang sampai mengalami cancel atau batal.

“Keberhasilan pengendalian karhutla di Provinsi Kalimantan Tengah itu tentu bisa dicapai berkat arahan dan dukungan dari Pemerintah Pusat, salah satunya melalui penerbitan Inpres Nomor 3 Tahun 2020, yang secara konsisten kami tindaklanjuti bersama Forkopimda untuk penanggulangan Karhutla di Kalteng,” pungkasnya. (asp)