BALANGANEWS, PALANGKA RAYA – Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan (Ekbang) Setda Provinsi Kalteng, Sri Widanarni, mengikuti Rapat Strategi Kolaborasi Mitigasi Karhutla bersama Setjen Dewan Ketahanan Nasional (Wantanas) secara virtual, di ruang Bajakah, Kantor Gubernur setempat, Rabu (8/5/2024).
Hadir juga dalam kesempatan itu, Kepala Pelaksanaan BPBD Provinsi Kalteng, Ahmad Toyib.
Pada kesempatan itu, Sri Widanarni mengatakan, dalam kesiapan menghadapi Karhutla Tahun 2024, Pemprov menyiapkan anggaran dari anggaran DBH-DR sebesar Rp211 miliar dan anggaran BTT sebesar Rp150 miliar.
Kemudian, kegiatan pemantapan personil dengan potensi sebanyak 9,784 orang. Selain itu pembinaan masyarakat terus dilakukan sebagai bagian dari potensi personil penanggulangan Karhutla.
Selanjutnya, kegiatan pemantapan sarpras meliputi sarpras utama Karhutla yang tersedia di tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota, KPH, Kecamatan dan MPA.
“Selain itu, Pemprov Kalteng terus melaksanakan hibah sarpras Karhutla ke Pemerintah Kab/Kota dan bansos ke masyarakat,” ucap Sri Widanarni.
Ia menyebutkan, Provinsi Kalteng adalah provinsi terluas di Indonesia, dengan luas 15.356.400 hektar, sekitar 11.931.843 hektar atau 77,70 persen merupakan Kawasan Hutan, dan sekitar 2.556.283 hektar atau 16,65 persen merupakan Lahan Gambut.
“Kondisi ini merupakan berkah bagi Provinsi Kalimantan Tengah tetapi juga sekaligus menjadi tantangan terkait dengan bahaya kebakaran hutan dan lahan, termasuk kebakaran lahan gambut,” ujarnya.
Disebutkan Sri, bahwa Pasca Karhutla Tahun 2019, Kalteng mendapatkan dukungan dari BNPB untuk mengupdate Dokumen Kajian Risiko Bencana (KRB), dimana di dalamnya termasuk Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan.
Dimana, sebanyak 87 Kecamatan atau 63,97 persen, yang tersebar pada 12 Kabupaten dan 1 Kota yang termasuk dalam Kategori Risiko Tinggi Karhutla.
Sri juga menjelaskan, bahwa pasca tahun 2015 luas Karhutla di Kalteng terus mengalami penurunan, pada Tahun 2019 mengalami penurunan 266.084 ha atau 45,58 persen dibanding 2015, kemudian 2023 mengalami penurunan 151.853 ha atau 47,79 persen dibanding 2019.
“Luas Karhutla pada kabupaten/kota prioritas yaitu Pulang Pisau, Kapuas, Katingan, Seruyan, Barito Selatan, Kotawaringin Timur, Kotawaringin Barat dan Palangka Raya terus mengalami penurunan, meskipun terjadi peningkatan luas Karhutla pada kabupaten Sukamara, Lamandau dan Barito Utara,” tandasnya. (asp)