BALANGANEWS, PALANGKA RAYA – Upaya pencoklitan dan pemutakhiran data pemilih oleh KPU Kota Palangka Raya bersama PPS dan PPDP nyatanya tak semulus yang diharapkan.
Sejumlah kendala dan halangan didapati petugas saat melakukan pencoklitan. Di antaranya akses masuk ke pemukiman yang mengalami banjir hingga kaburnya warga karena mengira petugas adalah dari Dinas Kesehatan.
Hal ini diungkapkan Ketua KPU Kota Palangka Raya, Ngismatul Choiriyah, saat melakukan monitoring pencoklitan di Jalan Bengaris V, Kelurahan Tanjung Pinang, Kecamatan Pahandut, Senin (20/7/2020).
“Tujuan utama kita monitoring ke bawah untuk mengetahui aspirasi masyarakat. Ternyata sampai di Kelurahan Tanjung Pinang diajak mencoklit di TPS 08. Tanpa sepengetahuan saya kondisinya banjir hingga sepaha orang dewasa,” ucapnya.
Selain kendala akses masuk yang dilanda banjir, petugas juga menemukan warga yang lari terbirit-birit dan mengunci diri di rumah. Meski telah diketuk beberapa kali warga tak kunjung membuka pintu.
“Karena PPDP menggunakan APD lengkap seperti masker, face shield dan sebagainya kemungkinan dikira sebagai petugas kesehatan yang melakukan rapid test. Namun setelah kita jelaskan bersama ketua RT setempat akhirnya warga bersedia dicoklit,” tuturnya.
Aksi penolakan warga yang mengira petugas PPDP sebagai petugas kesehatan ternyata tak hanya di Kelurahan Tanjung Pinang, namun juga di wilayah Kelurahan Pahandut. Padahal sosialisasi telah diberikan oleh setiap ketua RT yang memang sengaja ditunjuk sebagai PPDP.
“Dari monitoring ini pula kita mendapat aspirasi warga kepada walikota agar bisa menimbun akses jalan warga. Di tengah musim banjir ini banyak lahan pertanian warga yang terendam banjir,” ungkapnya. (yud)