BALANGANEWS, PALANGKA RAYA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kalimantan Tengah (Kalteng) menyatakan bahwa stabilitas sektor jasa keuangan (SJK) di provinsi tersebut tetap terjaga di tengah meningkatnya dinamika perekonomian global.
Kepala OJK Kalteng, Primandanu Febriyan Aziz, menyampaikan pihaknya terus memperkuat sinergi dengan Pemprov Kalteng melalui berbagai inisiatif strategis guna mendorong pengembangan ekonomi daerah.
Dalam upaya tersebut, OJK Kalteng mengoptimalkan peran Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) untuk mendukung pertumbuhan ekonomi lokal yang inklusif dan berkelanjutan.
Selain itu, edukasi literasi dan inklusi keuangan terus digalakkan secara konsisten bersama lembaga jasa keuangan di wilayah setempat.
“Melalui sinergi dan kolaborasi dengan Lembaga Jasa Keuangan, kami mewujudkan akses keuangan yang merata, inklusif, dan berkelanjutan,” ujar Primandanu Febriyan Aziz, Jumat (13/6/2025).
Primandanu, yang akrab disapa Danu, menjelaskan, kinerja bank umum di Kalimantan Tengah mengalami pertumbuhan positif.
Pada posisi April 2025, aset bank umum tercatat meningkat sebesar 14,46 persen (year on year/yoy) atau Rp11,30 triliun, dari Rp78,09 triliun menjadi Rp89,38 triliun.
Kemudian, Dana Pihak Ketiga (DPK) mengalami pertumbuhan 14,39 persen yoy atau sebesar Rp6,19 triliun, dari Rp43,03 triliun menjadi Rp49,22 triliun.
“Kredit/Pembiayaan meningkat 9,95 persen yoy atau Rp4,60 triliun dari Rp46,26 triliun menjadi Rp50,87 triliun, dengan tingkat kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) masih terjaga di bawah lima persen, yakni sebesar 1,96 persen,” jelasnya.
Dari sisi jenis kredit, pada April 2025 masih didominasi oleh kredit konsumtif sebesar Rp19,88 triliun atau 39,08 persen dari total kredit, diikuti kredit modal kerja Rp17,48 triliun atau 34,37 persen, serta kredit investasi sebesar Rp13,50 triliun atau 26,54 persen.
Ia mebeberkan, lima sektor ekonomi terbesar penerima fasilitas kredit di Kalteng, meliputi sektor pertanian, perburuan, dan kehutanan sebesar Rp14,99 triliun atau 29,48 persen dari total kredit dengan NPL 0,79 persen.
Kemudian, sektor pemilikan peralatan rumah tangga lainnya (termasuk pinjaman multiguna) sebesar Rp13,99 triliun atau 27,50 persen dengan NPL 1,44 persen.
Selanjutnya, sektor perdagangan besar dan eceran sebesar Rp9,50 triliun atau 18,67 persen dengan NPL 2,93 persen, pemilikan rumah tinggal Rp5,51 triliun atau 10,83 persen dengan NPL 2,65 persen, dan industri pengolahan Rp1,10 triliun atau 2,17 persen dari total kredit dengan NPL 3,77 persen.
Berdasarkan jenis usaha, Primandanu menyebutkan penyaluran kredit di bank umum masih didominasi kredit non-UMKM yang mencapai Rp32,04 triliun atau 62,99 persen dari total kredit yang disalurkan.
Adapun lima kabupaten/kota dengan penyaluran kredit terbesar di Kalimantan Tengah terdiri dari Kota Palangka Raya, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kabupaten Barito Utara, dan Kabupaten Kapuas. (asp)