BALANGANEWS, PALANGKA RAYA – Melambung tingginya harga ayam broiler atau ayam pedaging di Kota Palangka Raya menjadi salah satu pemacu terjadinya inflasi di kota setempat.
Pemerintah Kota (Pemko) Palangka Raya melalui instansi terkaitnya secara perlahan mulai mengembangkan peternakan ayam lokal.
“Salah satunya kami mendorong pengembangan peternakan ayam pedaging di Kelurahan Kalampangan Kecamatan Sebangau,” ungkap Wali Kota Palangka Raya Fairid Naparin, baru-baru ini.
Dikatakan Fairid, upaya pengembangan peternakan ayam pedaging tersebut tidak lain untuk membantu menekan terjadinya inflasi manakala kebutuhan atau komoditas pokok di pasaran merangkak naik. Dengan adanya stok ketersediaan ayam pedaging, setidaknya mampu menekan terjadinya fluktuasi terhadap harga komoditas ayam pedaging di Palangka Raya.
Fairid menjelaskan, mengacu data pada bulan Juni 2020, maka inflasi sempat dialami pada komoditas daging ayam, yakni sebesar 0,33 persen.
“Nah, lagi-lagi kondisi ini dipicu oleh tingginya fluktuasi harga ayam pedaging, seiring tingginya kebutuhan konsumsi masyarakat,” tukasnya.
Ditambahkannya, di sisi lainnya masih tingginya ketergantungan Palangka Raya terhadap pasokan dari luar wilayah seperti dari Banjarmasin Kalimantan Selatan, juga menjadi faktor terjadinya inflasi. Sebab, ketentuan harga akan bergantung dari harga pasokan. Selain itu, pengaruh besar lainnya terjadinya inflasi, adalah dampak dari merebaknya pandemi Covid-19 yang terjadi sejak bulan Maret lalu.
“Saat ini kita menjalankan pemulihan ekonomi. Maka itu semua sektor bergerak bangkit. Termasuk mendorong berkembangnya usaha peternakan yang bisa mendukung ketahanan pangan di Kota Palangka Raya,” pungkasnya. (rmi/MC Isen Mulang)